Bisnis.com, JAKARTA - PT Indo Tambangraya Megah Tbk. tetap mempertahankan target penjualan dan panduan volume produksi yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini kendati menghadapi tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Direktur Hubungan Investor Indo Tambangraya Megah Yulius Gozali mengatakan hingga saat ini belum ada perubahan rencana bisnis yang sudah ditetapkan semula. Pada 2020, emiten berkode saham ITMG itu menargetkan penjualan 2020 berada di kisaran 22,4 juta hingga 23,5 juta ton.
Adapun, volume produksi diharapkan pada kisaran 19 juta hingga 20,1 juta ton. ITMG juga mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) 2020 sebesar US$49,9 juta.
“Saat ini, target volume penjualan, target volume produksi, dan capex tidak berubah,” ujar Yulius kepada Bisnis,Kamis (28/5/2020).
Pada kuartal I/2020 perseroan telah memproduksi 4,5 juta ton batu bara atau sekitar 23,6 persen daripada target produksi tahun ini.
Sementara itu, perseroan mencatatkan penjualan sebesar 5,8 juta ton atau 25,8 persen dari target pada periode tiga bulan pertama tahun ini.
Baca Juga
Kontribusi penjualan terbesar masih berasal dari China dengan total penjualan sebesar 1,6 juta ton, kemudian disusul oleh Jepang sebesar 1,5 juta ton.
Selain itu, Yulius mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19 dan pembatasan akses beberapa negara tujuan ekspor, perseroan akan tetap mempertahankan pasar yang ada khususnya di Asia sambari menjajaki pasar baru yang masih tumbuh seperti Vietnam , Bangladesh, Myanmar, dan pasar domestik.
Yulius juga mengaku tidak terdapat pembatalan kontrak pembelian akibat pandemi Covid-19. Namun, sejumlah pembeli meminta penjadwalan ulang pengapalan. ITMG telah menggantikan jadwal yang baru sehingga penjualan perseroan masih sesuai dengan rencana.
Menghadapi tantangan lebih lanjut akibat kondisi makro saat ini, ITMG juga akan menerapkan pengeluaran kas secara disiplin dengan melakukan pemotongan biaya di setiap departemen dan siap melakukan optimasi biaya lebih jauh untuk menghadapi situasi yang tidak pasti.
Di sisi lain, pada kuartal I/2020 perseroan mencatatkan penurunan pendapatan hingga 19,23 persen menjadi sebesar US$365,9 juta dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar US$453,02 juta.
Perseroan juga mencatat penurunan rata-rata harga jual batubara sebesar 17 persen dari US$71,1 per ton menjadi US$58,7 per ton secara year-on-year. Penurunan harga batu bara yang tajam ini disebabkan oleh turunnya permintaan batu bara yang disebabkan oleh musim semi dan diperparah oleh situasi pandemi.
Akibatnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik pada kuartal I/2020 menyusut hingga 61,2 persen menjadi US$15, 4 juta dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar US$39,74 juta.
Kendati kinerja keuangan tidak secemerlang tahun sebelumnya, Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Kirana Limpaphayom tetap mengatakan bahwa perseroan berhasil membukukan hasil yang solid meskipun terdampak perlambatan ekonomi global dan kembali membukukan laba bersih positif pada kuartal I/ 2020.
Dia menjelaskan perseroan telah mempersiapkan Business Continuity Plan untuk mengantisipasi efek pandemi yang lebih lama dari perkiraan awal dengan memetakan isu-isu utama yang timbul dan mempersiapkan responnya.
“Hal ini dipersiapkan untuk seluruh aspek usaha korporasi yang mencakup kegiatan penjualan dan logistik, operasional tambang, serta administrasi & finansial perusahaan. Penerapan rencana ini sepenuhnya didukung oleh fungsi departemen Keselamatan Kerja & Lingkungan (HSE),” jelas Kirana.