Bisnis.com, JAKARTA – Rekomendasi agen penjual produk reksa dana PT Bibit Tumbuh Bersama terhadap pemegang produk investasi kolektif milik PT Sinarmas Asset Management membuat nasabah merugi.
Pasalnya, ada nasabah yang mengikuti rekomendasi tersebut, dan langsung melakukan penarikan produk reksa dana Sinarmas Asset Management (Sinarmas AM) ketika nilai investasinya lagi anjlok, karena penurunan harga saham.
Sebut saja Aji, salah satu nasabah pemegang reksa dana Sinarmas AM. Lelaki pegawai swasta di bilangan Jakarta Pusat ini, memegang produk reksa dana Simas Saham Unggulan. Produk ini berisi kumpulan investasi saham dari beberapa emiten.
Dia mengaku memiliki investasi sekitar Rp10 juta pada produk tersebut. Namun, saat dilakukan penarikan nilainya merosot menjadi sekitar Rp7 jutaan. “Waktu mendapatkan rekomendasi itu [Bibit] langsung saya redemption rugi sekitar Rp3 juta,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (28/5/2020).
Aji bercerita sebenarnya dana yang ditarik tersebut bukan produk yang dibeli dari agen Bibit Tumbuh Bersama, melainkan agen Indopremier lewat aplikasi IpotGO. Namun, dia juga mengoleksi reksa dana Sinarmas AM melalui agen Bibit.
Bukti penarikan dana salah satu nasabah produk reksa dana Sinarmas AM./Bisnis-istimewa
Menurutnya, produk reksa dana Simas Saham Unggulan yang dibeli melalui agen Bibit hanya sedikit, yakni sekitar Rp800.000. Akan tetapi, sebagai nasabah dirinya selalu mendapatkan update produknya.
Sementara itu, produk Simas Saham Unggulan yang dibeli di Indopremier mencapai Rp10 juta. Dengan mendapatkan rekomendasi dari Bibit, Aji mencairkan dana yang ada di agen Indopremier.
Seperti diketahui, PT Bibit Tumbuh Bersama menyebarkan surat kepada nasabahnya mengenai penghentian sementara pembelian dan switching produk reksa dana Sinarmas AM. Hal itu mengacu pada instruksi OJK dengan nomor S-452/PM.21/2020 yang telah dikirimkan ke sistem S-INVEST per 20 Mei 2020 pukul 21.01 WIB.
“Penjualan untuk reksa dana ini masih dapat dilakukan. Kami sarankan, sebaiknya untuk melakukan penjualan/redemption sebelum cut off time pukul 12.00,” tulis Bibit dalam surel edaran kepada nasabah, dikutip pada Selasa (26/5/2020).
Surat elektronik dari agen penjual produk reksa dana Sinarmas AM, PT Bibit Tumbuh Bersama kepada nasabah./Bisnis-istimewa
Atas rekomendasi itu nasabah pemegang produk reksa dana Sinarmas AM, semacam Aji, panik dan melakukan pelepasan produk. Aji mengaku menjadi nasabah produk Sinarmas AM sejak 2018.
Dalam setiap bulan dia menyisihkan uang sebesar Rp500.000 untuk investasi ke produk reksa dana Sinarmas AM. Menurutnya, produk investasi saham di perusahaan milik Grup Sinarmas itu sebesar 40 persen dari total investasi.
“Sisanya saya investasi pada produk reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang. Kalau yang ini kan tidak terpengaruh pada harga saham. Hanya produk investasi Simas Saham Unggulan saja yang terkoreksi sampai 37 persen,” tuturnya.
Dia mengaku mengoleksi sebanyak sembilan produk reksa dana Sinarmas AM. Aji memilih membeli melalui aplikasi online karena gampang dan bisa dilihat perkembangan dalam setiap hari.
“Sebenarnya lewat Bibit ini salah satu rekomendasinya Simas Saham Unggulan lewat robo [advisor] jadi memudahkan. Apalagi bisa top up lewat GoPay. Tapi, ya karena rekomendasi itu saja. Saya juga mikir kenapa saya redemption,” ujarnya.
Bibit sendiri merupakan salah satu aplikasi reksa dana paling populer di Indonesia. Di Playstore, Bibit paling banyak diunduh dibandingkan dengan aplikasi sejenisnya, yakni lebih dari 500.000 kali dan mendapat rating 4,6.
Sementara di AppleStore rating-nya 4,8 dan menempati urutan ke 13 aplikasi finansial paling banyak diunduh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis, Bibit merupakan transformasi dari Bibitnomic, platform tabungan investasi yang diakuisisi oleh Stockbit, pada Oktober 2018 lalu. Adapun peluncuran platform tersebut dengan menggunakan nama Bibit ke publik pada Januari 2019.
Pengguna Bibit tersebar di berbagai wilayah Indonesia dari 518 kota dan provinsi dari Aceh hingga Papua, dengan demografi lebih dari 90 persen di bawah usia 35 tahun Sebagian besar pengguna tinggal di daerah Jabodetabek.
Berdasarkan wawancara bersama Bisnis pada Maret 2020 lalu, CEO Bibit kala itu, Wellson Lo, menjelaskan Bibit merupakan marketplace atau lokapasar yang menjual produk-produk reksa dana. Wellson sendiri saat ini sudah diganti oleh Sigit Kouwagam.
Namun, tak sekadar menjual produk, Bibit juga dilengkapi robo advisor yang dapat membantu memudahkan orang untuk berinvestasi dengan menggabungkan elemen financial advisor dan financial planning.
Robo advisor ini akan membantu investor untuk mengkalkulasikan serta memilih jenis investasi, baik berdasarkan profil risiko investor, target investasi, hingga tujuan hidup sang investor.