Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah ketegangan yang makin meningkat antara Amerika Serikat dan China terkait Hongkong, mayoritas bursa Asia terpantau menguat pada awal perdagangan Kamis (28/5/2020).
Berdasarkan data Bloomberg pukul 08.30, di pasar Jepang indeks Topix bergerak naik 1,37 persen, begitu pula di Korea indeks Kospi menguat 0,9 persen. Sementara itu indeks MSCI Asia Pasifis naik tipis 0,13 persen.
Adapun indeks acuan di Hongkong, indeks Hang Seng tercatat turut 0,36 persen setelah pemerintahan Trump mengatakan tidak bisa lagi mensertifikasi otonomi politiknya dari China, sebuah langkah yang bisa memiliki konsekuensi yang jauh pada status perdagangan khusus dengan AS.
Kepala Strategi Global JPMorgan Asset Management David Kelly mengatakan investor tengah mengamati dengan cermat gesekan baru AS – China, termasuk kemungkinan sanksi atas tindakan keras Beijing di Hong Kong.
Di saat yang sama, saham global terpantau cenderung bergerak menguat sejalan dengan makin tingginya harapan pelaku pasar bahwa ekonomi mulai menunjukkan tanda-tanda pulih setelah penurunan yang dalam.
"Akhirnya kita akan melihat pemulihan tetapi jujur menurut saya kalangan analis masih terlalu optimis tentang keuntungan perusahaan. Pasalnya penurunan laba yang terjadi jauh lebih dalam dari ekspektasi investor dan itu membuat pasar saham agak rentan," tuturnya seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (28/5/2020)
Baca Juga
Sementara itu penetapan mata uang harian China akan diawasi dengan ketat seiring yuan lepas pantai menguji level terlemah sepanjang sejarah. Pun, spekulasi berkembang bahwa pemerintah setempat akan bersedia untuk mengizinkan mata uang yang lebih lemah dalam menanggapi langkah-langkah hukuman baru dari AS.