Bisnis.com, JAKARTA - Lesunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2020 akibat dampak pandemi Covid-19 tentunya memengaruhi aksi jual oleh investor yang menggerus kapitalisasi pasar.
Pada Jumat (15/5/2020) pergerakan IHSG ditutup koreksi 0,14 persen atau 6,23 poin ke level 4.507,61 pada akhir perdagangan. IHSG tercatat turun 1,95 persen sepanjang pekan ini.
Sepanjang tahun berjalan, IHSG sudah terkoreksi 28,45 persen. Dalam sebulan, koreksi tidak terlalu dalam yakni hanya menurun sebesar 2,56 persen..
Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp5.227,04 triliun, menurun Rp2.037,98 triliun dari posisi akhir 2019 sebesar Rp7.265,02 triliun.
Sebelumnya, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia cenderung stabil di atas Rp7.000 triliun dalam 3 tahun terakhir. Pada 2017 kapitalisasi pasar mencapai Rp7.052,39 triliun, dan pada 2018 sebesar Rp7.023,5 triliun.
Baca Juga
Kinerja IHSG | ||
---|---|---|
Tahun | Indeks | Kapitalisasi (Rp triliun) |
2015 | 4.593,01 | 4.872,7 |
2016 | 5.296,71 | 5.735,61 |
2017 | 6.355,65 | 7.052,39 |
2018 | 6.194,5 | 7.023,5 |
2019 | 6.299,54 | 7.265,02 |
2020* | 4.507,61 | 5.227,04 |
*15 Mei 2020
Sumber: BEI, OJK.
Tergerusnya kapitalisasi pasar disebabkan menurunnya kinerja sektor keuangan. Institution Research Team MNC Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada akhir 2020 cenderung bergerak moderat. Kondisi itu lantaran lesunya iklim bisnis dan investasi terutama akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, tim analis melihat adanya potensi peningkatan risiko kredit bermasalah terutama di industri tekstil, konstruksi dan pembangunan perumahan, perhotelan dan pariwisata, serta yang berhubungan dengan perdagangan komoditas seperti pertambangan dan agrikultur.
Selanjutnya, Institution Research Team MNC Sekuritas juga memberikan catatan atas tantangan yang akan dihadapi oleh sektor perbankan nasional pada 2020.
Salah satunya terkait isu negatif terhadap perbankan badan usaha milik negara (BUMN) yang berencana terlibat dalam proses restrukturisasi dari institusi pemerintah yang masih mengalami kerugian.
Kendati demikian, sektor perbankan masih dapat menjadi pilihan yang menarik. Apalagi, bobot sektor finansial terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 38,69 persen terhadap total kapitalisasi pasar.
“Selain itu, sektor finansial menjadi salah satu sektor yang dapat bertahan terhadap krisis seperti yang terjadi pada 2008,” tulis Institution Research Team MNC Sekuritas.
Penurunan indeks saham sektor keuangan menjadi kedua yang terbesar, yakni 36,43 persen, di bawah sektor perkebunan dengan koreksi sejumlah 37,26 persen.
Sementara itu, aksi jual bersih oleh investor asing berlanjut menembus lebih dari Rp1 triliun pada perdagangan hari ini, Jumat (15/5/2020), seiring dengan melemahnya IHSG.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp1,09 triliun, net sell hari ke-9 beruntun (lihat tabel).
Ringkasan perdagangan saham oleh investor asing | ||
---|---|---|
Tanggal | Total | Keterangan |
15 Mei | Rp1,09 triliun | Net sell |
14 Mei | Rp955,57 miliar | Net sell |
13 Mei | Rp774,12 miliar | Net sell |
12 Mei | Rp1,04 triliun | Net sell |
11 Mei | Rp268,91 miliar | Net sell |
8 Mei | Rp812,71 miliar | Net sell |
6 Mei | Rp289,43 miliar | Net sell |
5 Mei | Rp429,95 miliar | Net sell |
4 Mei | Rp121,6 miliar | Net sell |
30 April | Rp431,72 miliar | Net buy |
Sumber: BEI
Aksi beli oleh investor asing pada Jumat (15/5/2020) tercatat 813,26 juta lembar saham senilai Rp2,08 triliun. Adapun, aksi jual oleh investor asing tercatat 1,23 miliar lembar saham senilai Rp3,17 triliun.
Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp7,2 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 5,67 miliar lembar saham.