Bisnis.com, JAKARTA— Investor asing masih melakukan aksi jual terhadap tiga bank berkapitalisasi jumbo atau big caps pada sesi pertama perdagangan, Jumat (15/5/2020). Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) pun harus puas parkir di zona merah.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sejak sesi awal perdagangan, Jumat (15/5/2020). Indeks sempat bergerak menyentuh level resistance 4.540,421 sebelum akhirnya amblas menuju support 4.460,273.
Kembali mencoba menembus zona hijau, IHSG akhirnya harus parkir di zona merah akhir sesi perdagangan pertama, Jumat (15/5/2020). Pergerakan indeks turun 0,43 persen ke level 4.494.236.
Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp3,53 triliun. Sebanyak 138 saham menguat, 215 terkoreksi, dan 138 stagnan.
Investor asing tercatat membukukan net sell atau jual bersih Rp504,24 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memimpin daftar top net sell value sesi pertama dengan Rp225,5 miliar.
Di bawah BBCA, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menempel dengan catatan net sell Rp169,2 miliar. Selanjutnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berada di urutan ketiga dengan net sell Rp73,4 miliar.
Baca Juga
Sebagai catatan, BBRI dan BBCA memimpin daftar top net sell value secara year to date (ytd). Total nilai net sell investor asing di saham dua emiten perbankan big caps itu mencapai Rp5,9 triliun dan Rp5,6 triliun.
Sektor saham konsumer menjadi penopang IHSG dengan penguatan 1,13 persen. Sebaliknya, sektor saham keuangan menjadi penekan laju indeks dengan koreksi 2,27 persen.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pasar dibayangi kecemasan pada perdagangan, Jumat (15/5/2020). Sejumlah faktor menjadi pemicu.
Hans mengatakan kecemasan datang dari pernyataan Gubernur The Fed Amerika Serikat (AS) Jerome Powell terkait pemulihan ekonomi yang membutuhkan waktu lebih lama dan stimulus lebih banyak. Selain itu, potensi perang dagang antara AS dan China kembali memantik kecemasan pasar.
Dia menyebut para pelaku pasar juga mencemaskan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah. Langkah itu dikhawatirkan akan menambah penyebaran Covid-19.
“Tadinya saya berharap IHSG bisa positif tetapi rata-rata saham BUMN koreksi. Saya perkirakan pasar ditutup negatif akhir pekan ini tetapi tidak terlalu besar,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (15/5/2020).
Sebelumnya, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan IHSG berpotensi rebound pada sesi, Jumat (15/5/2020). Menurutnya, masih banyak saham yang sangat menarik untuk dibeli secara valuasi.
“Kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy on weakness atau swing trade maka dapat fokus atas saham dari sektor konsumer, rokok, industri dasar, pakan ayam, logam emas, infrastruktur, rumah sakit, dan ritel dalam perdagangan Jumat ini,” tulisnya melalui riset harian.