Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 2,52 Persen Sepanjang 4-8 Mei 2020, Bagaimana Pekan II Mei?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan tajam lebih dari 2 persen sepanjang perdagangan 4-8 Mei 2020. Bagaimana pergerakan indeks untuk pekan ke-2 Mei?
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan tajam lebih dari 2 persen sepanjang perdagangan 4-8 Mei 2020. Bagaimana pergerakan indeks untuk pekan ke-2 Mei?

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Bisnis.com, Senin (11/5/2020), IHSG menyentuh level 4.597,43 dengan pelemahan 2,52 persen pada penutupan perdagangan Jumat (8/5/2020) dari level penutupan perdagangan pekan sebelumnya.

Sepanjang perdagangan pekan yang berakhir pada Kamis (30/4/2020), IHSG mampu bertengger di zona hijau yakni level 4.716,4 dengan lonjakan sebesar 4,90 persen (lihat tabel).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,97 persen sepanjang pada Januari 2020-Maret 2020. Dalam paparannya Selasa (5/5/2020), BPS menyebut posisi itu menjadi yang terendah dalam dua dekade terakhir.

Analis PT Kresna Securities Etta Rusdiana Putra menjelaskan angka pertumbuhan kuartal I/2020 meski turun masih menjadi hal yang positif. Secara umum semua sentimen positif dari stimulus sudah direspons pasar. Oleh karena itu, sekarang saatnya investor melihat realitas.

“Sekarang, yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan kuartal II/2020 yang merupakan puncak tekanan, Bank Indonesia sendiri perkirakan di 0,4 persen,” jelasnya.

Volume perdagangan saham sepanjang 4-8 Mei 2020 mencapai 25,72 miliar lembar saham, dengan nilai Rp23,2 triliun. Adapun nilai kapitalisasi pasar mencatatkan penurunan sekitar 2,5 persen menjadi Rp5.316,53 triliun dari Rp5.453,5 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Sebanyak 7 dari 10 sektor pada indeks sektoral membukukan kinerja negatif sepanjang pekan lalu, dipimpin industri dasar (-8,82 persen) dan infrastruktur (-5,18 persen). Adapun tiga sektor lainnya mampu menguat, dipimpin properti & real estat yang naik tajam 4,37 persen.

Investor asing pun membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai sekitar Rp1,65 triliun sepanjang pekan 4-8 Mei. Aksi beli saham tercatat hingga 2,92 miliar lembar senilai Rp7,64 triliun, sedangkan aksi jual investor asing mencapai 4,08 miliar lembar saham dengan nilai Rp9,3 triliun.

Menurut Direktur Anugrah Mega Investama Hans Kwee, awal pekan lalu pasar sempat dikejutkan dengan potensi perang dagang jilid 2 antara Amerika Serikat dan China. Namun, tensi mereda setelah dilakukan pembicaraan via telepon pejabat kedua negara dan menjadi sentimen positif untuk pekan ini.

Pekan ini, laju pergerakan indeks diharapkan akan mendapat katalis positif dari pelonggaran lockdown di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat serta meredanya perang dagang.

“Optimisme pelongaran lockdown di kawasan Eropa dan AS serta harapan meredanya ketegangan perang dagang China dan AS menjadi sentimen positif pasar pekan depan [pekan ini],” jelas Hans.

Dia memproyeksikan IHSG akan konsolidasi menguat dengan support di level 4.523 sampai 4.463. Adapun, resistance diperkirakan akan berada di level 4.726 hingga 4.747.

Di lain pihak, SVP Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan bahwa IHSG masih memiliki ruang untuk menembus 4.800 pada periode Mei 2020. Akan tetapi, indeks masih sangat rentan terhadap koreksi karena beberapa pertimbangan.

Salah satu poin yang menjadi pertimbangan investor yakni kinerja keuangan kuartal II/2020. Menurutnya, investor akan melihat seberapa buruk dampak penyebaran pandemi COVID-19 terhadap keuangan.

Janson mengatakan kemungkinan penurunan kinerja keuangan periode kuartal I/2020 tidak terlalu parah dibandingkan dengan kuartal II/2020. Pasalnya, pembatasan sosial berskala besar baru dieksekusi pada April 2020.

PSBB menurutnya akan mengakibatkan ekonomi menjadi lumpuh total. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2020 diperkirakan akan lebih buruk dibandingkan dengan kuartal I/2020.

“Kondisi itu yang membuat berat laporan keuangan kuartal II/2020, yang membuat IHSG berat untuk melewati 5.000-5.100 pada semester I/2020,” paparnya.

Kinerja IHSG secara mingguan

Periode

Level

Perubahan (persen)

4-8 Mei

4.597,43

-2,52

27-30 April

4.716,4

+4,90

20-24 April

4.496,06

-2,99

Sumber: BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper