Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat ke level tertinggi dalam sepekan terakhir karena investor menimbang sentimen positif dari kinerja perusahaan terbaru dengan data tenaga kerja yang lesu.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,89 persen atau 211,25 poin ke level 23.875,89 pada perdagangan kamis (7/5.2020), sedangkan indeks S&P 500 menguat 1,15 persen atau 32,77 ke level 2.881,19.
Sementara itu, indeks Nasdaq Composite yang didominasi perusahaan teknologi ditutup menguat 1,41 persen atau 125,27 poin ke level 8.979,66, menghapus pelemahan sepanjang tahun ini.
Dilansir Bloomberg, Wall Street menguat dipicu oleh spekulasi bahwa dampak ekonomi ekonomi terburuk akibat wabah virus corona telah berlalu karena lebih banyak negara membuka kembali perekonomiannya.
"Anda pertanyaan bahwa, apakah semuanya akan lebih baik enam bulan dari sekarang?" kata Randy Frederick, wakil direktur perdagangan di Charles Schwab & Co., seperti dikutip Bloomberg.
“Kebanyakan orang akan mengatakan ya, dan pasar melihat ke depan. Saat ini pasar berpikir masa depan terlihat lebih baik,” lanjutnya.
Klaim pengangguran masih berada pada kisaran tertinggi, namun turun dari pekan sebelumnay. Sementara itu, bahwa negosiator tingkat tinggi AS dan China akan melakukan perundingan pekan depan membantu meningkatkan sentimen.
Pasar obligasi memberikan pandangan berbeda tentang masa depan ekonomi. Imbal hasil obligasi dengan tenor dua tahun jatuh ke rekor terendah, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke level 0,6 persen.
Sejumlah kinerja perusahaan turut mendorong pergerakan positif indeks. ViacomCBS Inc. menguat setelah melaporkan lonjakan jumlah pelanggan streaming. Sementara itu, Raytheon Technologies melonjak mencatat kinerja yang melampaui ekspektasi.
Saham Moderna menguat setelah mengatakan vaksin eksperimental virus corona akan berada dalam studi tahap akhir pada awal musim panas ini.
Aset berisiko pulih dengan cepat pada bulan April setelah aksi jual dramatis pada kuartal pertama, namun pasar saham masih berfluktuasi bulan ini karena campuran berita positif dan negatif.
Sejumlah pihak yang optimis menunjuk pada upaya untuk membuka kembali perekonomian, laju infeksi baru yang melambat, serta sejumlah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di sisi lain, sejumlah pihak resah atas meningkatnya dampak virus corona terhadap perekonomian karena sejumlah data ekonomi terus menunjukkan hasil yang mengecewakan.