Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan penguatannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (29/4/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,44 persen atau 19,73 poin atau 4.549,29 pada akhir perdagangan sesi I hari ini.
Pada perdagangan Selasa (28/4/2020), IHSG ditutup menguat 2,82 persen atau 124,43 poin ke level 4.538,93.
Indeks mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan 0,18 persen atau 8,31 poin ke level 4.537,86. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.523,95-4.556,40.
Sebanyak 183 saham pada IHSG terpantau menguat, sedangkan 161 saham melemah dan 145 saham lainnya stagnan siang ini.
Sementara itu, 6 dari 10 sektor dalam IHSG bergerak positif, dipimpin oleh sektor infrastruktur yang menguat 2,91 persen dan sektor industri dasar yang menguat 1,15 persen. Empat sektor lainnya melemah, didorong sektor aneka industri yang melemah 1,35 persen.
Baca Juga
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG bergerak flat karena minimnya sentimen.
Bursa saham AS pada perdagangan semalam ditutup dengan kecenderungan turun. Pelemahan mayoritas terjadi di perusahaan teknologi. Para pelaku pasar sedang menanti rilis laporan keuangan yang akan selesai dalam minggu ini.
Dikhawatirkan emiten-emiten melaporkan kinerjanya tidak sesuai harapan. Sentimen positif masih datang dari sudah adanya pembukaan sebagian aktivitas ekonomi di wilayah Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee dan Texas sejak senin kemarin.
Selain itu, investor juga menunggu hasil FOMC meeting yang menentukan suku bunga AS serta sinyal arah ekonomi AS dan apakah ada stimulus lanjutan untuk membuat ekonomi AS bangkit kembali.
Di sisi lain, dalam 1-2 hari kedepan akan dirilis pula indikator penting ekonomi seperti Advanced GDP dan unemployment claims.
Siang ini, mayoritas bursa Asia bergerak menguat, dengan indeks Hang Seng naik 0,27 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite menguat 0,46 persen. Sementara itu, indeks Kospi menguat 0,87 persen.
“Kami memprediksi IHSG hari ini berpeluang bergerak flat di tengah minimnya sentimen dari domestik maupun bursa global.