Bisnis.com, JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) menargetkan produksi non woven Polypropylene (PP) sebesar 30 kiloton per tahun (KTA) sampai dengan 40 KTA pada 2020. Perseroan berupaya menjaga pasokan bahan baku alat pelindung diri (APD) dan masker medis itu guna mendukung produksi di dalam negeri.
Emiten berkode saham TPIA itu memiliki kapasitas produksi PP sebesar 590 kilo ton per tahun dengan kode HS35NW. Barang ini merupakan bahan baku utama untuk dijadikan alat pelindung medis yaitu masker bedah dan baju pelindung diri.
PP juga dapat dapat dipakai dalam beberapa aplikasi seperti untuk bahan tas guna ulang spunbond, kebutuhan bahan pakaian non woven seperti baju pelindung diri dan masker bedah. Khusus untuk masker bedah yang memiliki tiga lapisan, bahan baku non woven ini diaplikasikan untuk lapisan pertama dan ketiga.
Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra mengatakan perseroan telah memperkenalkan jenis barang ini untuk pasar Indonesia sejak beberapa tahun terakhir. Dia menyebut, pandemi virus corona (Covid-19) menyebabkan kebutuhan alat pelindung diri dan masker bedah semakin besar terutama untuk memenuhi kebutuhan para tenaga medis.
“Dengan tingginya kebutuhan akan baju pelindung diri dan masker bedah saat ini, kami berkomitmen untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku dalam negeri tetap tercukupi dan secara konsisten meningkatkan kapasitas produksi untuk produk tersebut sesuai kebutuhan. Selain itu, kami juga tingkatkan kapasitas untuk penuhi pasar ekspor,” jelasnya melalui siaran pers, Selasa (28/4/2020).
Dia menambahkan sesuai dengan pedoman dari Restriction of Hazardous Substances Directive (RoHS) yang menjadi haluan utama negara-negara di dunia. Bahan baku PP non woven in adalah bahan baku yang aman untuk digunakan dalam temperatur suhu kamar,
Baca Juga
Selain itu juga tidak beracun serta tidak bersifat karsinogenik. Produk milik Chandra Asri ini pun telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikat Halal.