Bisnis.com, JAKARTA – Pemegang lisensi gerai cepat saji KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) membenarkan telah merumahkan 450 pegawainya sebagai imbas dari virus corona atau Covid-19.
Dikutip dari keterbukaan informasi, perseroan menyatakan bahwa 450 pegawai yang dirumahkan tersebut tetap mendapatkan upah.
Namun, besaran dan cara pembayarannya disesuaikan dengan hasil dialog dan kesepakatan perseroan dengan Serikat Pekerja PT Fast Food Indonesia Tbk. (SPFFI).
“Dalam tahapan awal masa darurat bencana non-alam Covid-19 ini Perusahaan dan SPFFI memastikan untuk berkomitmen menghindari PHK. Karenanya karyawan yang dirumahkan tersebut akan tetap mendapatkan upah dengan penyesuaian besaran dan cara pembayaran upah,” kata Direktur Utama Fast Food Indonesia Dalimin Juwono, dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (17/4/2020).
Selain merumahkan karyawan, perseroan juga melakukan perubahan waktu operasional gerai di DKI Jakarta dan sekitarnya dan membuat protokol kesehatan khusus operasional di tengah pandemi.
Perubahan jam operasional gerai dilakukan seiring pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan sejumlah daerah.
Baca Juga
Gerak di Jakarta yang berjumlah 135 gerai kini beroperasi dari pukul 06.00—18.00 WIB. Gerai di Tangerang yang mencapai 47 gerai kini beroperasi dari pukul 05.00—09.00 WIB, sementara 40 gerai di Bekasi beroperasi dari 09.00—18.00 WIB.
Di sisi lain, 13 gerai KFC di Depok beroperasi dari pukul 10.00—21.00 WIB. Adapun, 21 gerak KFC di Bogor beroperasi pada pukul 08.00—18.000.
Penyesuaian jadwal operasional gerai ini berlaku sesuai dengan rencana PSBB tiap-tiap daerah itu.
Perseroan meyakini kelangsungan usaha perseroan dapat kembali membaik apabila virus ini mulai mereda. Perseroan memperkirakan kegiatan operasional dapat mulai kembali normal pada Juni 2020.
“Kelangsungan usaha Perseroan setelah keadaan kembali normal, yang mana ini diperkirakan terjadi pada bulan Juni 2020, maka kami dapat mengatakan bahwa usaha Perseroan akan kembali normal seperti sedia kala,” katanya.
Dalam kondisi ini, strategi perseroan adalah tetap buka sesuai dengan ketentuan pemerintah. Transaksi kini hanya melayani take away, home delivery, ojek online, dan drive thru.
“Walaupun penjualan sangat turun, kami berusaha mempertahankan posisi cash flow untuk keberlangsungan operational perusahaan sampai akhir bulan Juni 2020, dengan harapan di bulan Juli bisnis perseroan akan kembali normal,” katanya.