Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jamu BI Beradu dengan Aksi Profit Taking, IHSG Terkapar

IHSG harus puas parkir di level 4.625,905 turun 80,58 poin atau 1,71 persen akhir sesi perdagangan Rabu (15/4/2020).
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com ,JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  mendarat di zona merah sehari setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan sejumlah kebijakan untuk memitigasi risiko penyebaran COVID-19.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, IHSG harus puas parkir di level 4.625,905 pada penutupan perdagangan, Rabu (15/4/2020). Pergerakan sempat menyentuh level tertinggi atau resistance 4.747,725 sebelum akhirnya tergelincir ke zona merah dengan koreksi 80,58 poin atau 1,71 persen akhir sesi perdagangan.

Dalam sesi perdagangan itu, total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp7,03 triliun. Sebanyak 131 saham menghijau, 277 melemah, dan 130 stagnan.

Investor asing tercatat mencetak net sell atau jual bersih Rp379,01 miliar sepanjang perdagangan, Rabu (15/4/2020). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi saham paling banyak dilepas investor asing dengan catatan net sell Rp277,0 miliar.

Sebaliknya, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) memimpin daftar net buy investor asing senilai Rp100,9 miliar. Sayangnya, pergerakan harga emiten produsen emas itu terkoreksi 1,53 persen ke level Rp1.285 pada penutupan perdagangan, Rabu (15/4/2020).

Sepanjang sesi perdagangan Rabu (15/4/2020), sektor saham infrastruktur, sektor saham keuangan, dan sektor saham industri dasar menjadi penekan utama IHSG. Ketiga sektor saham itu tercatat mengalami koreksi masing-masing 2,35 persen, 1,77 persen, dan 1,77 persen.

Seperti diketahui, Bank Indonesia baru saja menggelar rapat dewan gubernur (RDG) pada 13 April 2020—14 April 2020. Hasilnya, bank sentral masih mempertahankan suku bunga acuan, 7-day (Reverse) Repo Rate, pada level 4,5 persen.

BI juga masih mempertahankan suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility masing-masing sebesar 3,75 persen dan 5,25 persen. Sebagai gantinya, bank sentral lebih memilih fokus kepada peningkatan quantitative easing (QE) dengan sejumlah kebijakan yang mulai berlaku pada 1 Mei 2020.

Sejak awal 2020, QE yang digelontorkan mencapai Rp300 triliun. QE menjadi cari bank sentral untuk memacu ketersediaan likuiditas guna merangsang ekonomi.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai pasar bergerak volatil pada sesi, Rabu (15/4/2020). Saham-saham penggerak IHSG ditutup melemah signifikan.

Saham BBRI misalnya, terkoreksi hingga 4,8 persen. Hal itu sejalan dengan perkiraan risiko kredit bisa meningkat hingga 11 persen akibat penyebaran pandemi COVID-19.

“Saat ini pasar memang cenderung sangat cepat dalam merespons setiap berita yang dikeluarkan, sehingga pergerakannya menjadi sangat sulit untuk diproyeksikan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (15/4/2020).

Terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh BI, Frankie menilai positif langkah yang ditempuh oleh bank sentral. Menurutnya, hal itu bertujuan mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional.

“Menurut saya ini adalah langkah stimulasi yang baik untuk mendukung pasar. Sebenarnya, kalau kita lihat pasar dan emiten perbankan yang kemarin naik tinggi sebenarnya menandakan respons yang cukup baik, tetapi kemudian terjadi profit taking pada perdagangan hari ini,” jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper