Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai kebijakan baru Bank Indonesia untuk mengatasi dampak negatif pandemi COVID-19, di antaranya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Rabu (15/4/2020).
Berikut ringkasan beberapa topik utamanya:
‘Jamu’ Baru Bank Indonesia. Bank Indonesia kembali meracik kebijakan baru untuk mengatasi dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap pelaku industri jasa keuangan termasuk nasabah. Kebijakan ini diharapkan lebih efektif ketimbang sebelumnya.
Prospek Investasi 2020: Target Lebih Realistis. Tahun ini bakal menjadi ‘tahun gelap’ bagi investasi. Ketidakpastian global akibat pandemi COVID-19 memaksa investor untuk wait and see. Pemerintah pun realistis, tecermin dalam sejumlah indikator perekonomian yang dipublikasikan dalam beberapa waktu terakhir.
Tren Surplus Bakal Berlanjut. Neraca dagang pada periode Maret diprediksi kembali mencatatkan surplus sejalan dengan penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan dengan kinerja ekspor. Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi, ekspor pada Maret 2020 turun hingga 5,13% secara year on year (yoy), dan impor turun sebesar 8,24% (yoy).
Baca Juga
Ekspor China Masih Tertekan. Ekspor China melanjutkan koreksi pada Maret, tertekan oleh pandemi virus corona yang mengganggu permintaan global dan kemampuan mengirimkan barang.
Meskipun demikian, penurunan kinerja perdagangan lebih dangkal dari ekspektasi pasar. Administrasi Bea dan Cukai China melaporkan ekspor Maret turun 6,6% year-on-year (yoy) dan impor tergelincir 0,9% yoy. Ekonom sebelumnya memprediksi ekspor jatuh 13,9% yoy, sedangkan impor merosot 9,8% yoy.
Amazon Pasok Lagi Barang Nonpokok. Amazon.com Inc. pekan ini mulai kembali memasok barangbarang nonpokok setelah selama Maret hanya memprioritaskan barang penting selama pandemi COVID-19, seperti barang medis, bahan makanan, dan pakan hewan.