Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Angkut Bahan Baku Obat Covid-19 dari India

Bahan baku obat dari India dibutuhkan untuk produksi oseltamivir dan chloroquine.
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendatangkan kebutuhan medis dari luar negeri untuk membantu penanganan virus corona di Indonesia.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan bahan obat untuk memproduksi oseltamivir dan chloroquine atau klorokuin. Impor bahan baku didatangkan dari India dengan menggunakan pesawat milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

“Kemarin kami sudah beli bahan obat oseltamivir sudah ambil bahan bakunya dari India, itu obat corona juga, jumlahnya 500 ribu tablet," kata melalui konferensi video, Rabu (15/4/2020).

Dia mengatakan bahwa bahan baku obat tersebut sudah didatangkan pada pekan lalu, 9 April 2020. Pengangkutan bahan baku dilakukan dengan membuat rute penerbangan khusus, karena Garuda tidak memiliki rute penerbangan langsung ke India.

Sementara itu, untuk klorokuin, Arya mengatakan bahwa Kementerian BUMN juga sudah mengimpor bahan baku untuk produksi 1 juta tablet. Dia meyakini kedua obat ini dapat digunakan untuk membantu memulihkan pasien Covid-19.

Untuk diketahui, Oseltamivir merupakan obat antiviral yang digunakan dalam penanganan influenza A dan B. Obat ini juga banyak digunakan untuk menangani kasus flu burung yang sempat mewabah beberapa tahun lalu.

Hoffman-Roche menjadi salah satu produsen dan distributor obat tersebut di ranah global. Oseltamivir yang diproduksi Roche dijual dengan merek dagang Tamiflu.

Sementara itu, klorokuin adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati pasien malaria. Obat ini belakangan juga digunakan untuk menangani pasien Covid-19. Namun, dalam beberapa kasus, obat ini menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper