Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Melambung 2 Persen, Sektor Pertambangan Punya Andil

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali unjuk gigi dan melonjak 2 persen pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (3/4/2020), saat mayoritas indeks saham di Asia tertekan di zona merah.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali unjuk gigi dan melonjak 2 persen pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (3/4/2020), saat mayoritas indeks saham di Asia tertekan di zona merah.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.623,43 dengan lonjakan 2,02 persen atau 91,74 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (2/4/2020), IHSG bangkit dari pelemahannya dan berakhir di level 4.531,68 dengan kenaikan tajam 1,47 persen atau 65,65 poin.

Penguatan indeks mulai berlanjut dengan langsung naik 1 persen pada perdagangan Jumat pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 4.531,81 – 4.623,43.

Sebanyak 9 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di wilayah positif, dipimpin industri dasar (+8,52 persen), infrastruktur (+2,83 persen), manufaktur (+2,72 persen), dan pertambangan (+2,63 persen). Hanya sektor properti yang berakhir di zona merah dengan turun tipis 0,09 persen.

Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang masing-masing melonjak 19,7 persen dan 20,5 persen menjadi pendorong utamanya.

Menurut Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio, kenaikan IHSG antara lain ditopang oleh menghijaunya sejumlah emiten di sektor komoditas, khususnya yang berkaitan dengan minyak.

“Kondisi ini terjadi lantaran harga minyak mengalami penguatan sekitar 24 persen,” terangnya.

Seiring dengan berlanjutnya reli IHSG, nilai tukar rupiah berhasil rebound dan ditutup terapresiasi 65 poin atau 0,39 persen ke level Rp16.430 per dolar AS, memutuskan pelemahan selama beberapa hari sebelumnya.

Kurs rupiah mampu bangkit dari pelemahannya bahkan melawan tekanan indeks dolar AS yang tampak menguat sebesar 0,39 persen atau 0,386 poin ke posisi 100,566.

Namun, mayoritas indeks saham lain di Asia justru tertekan di zona merah, di antaranya indeks Topix Jepang (-0,36 persen), indeks Hang Seng Hong Kong (-0,19 persen), indeks Taiex Taiwan (-0,36 persen), dan indeks S&P/ASX 200 Australia (-1,68 persen).

Adapun di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing ditutup melemah 0,60 persen dan 0,57 persen.

Pelemahan juga dialami indeks saham lain di Asia Tenggara, yakni FTSE Straits Times Singapura (-2,49 persen) dan indeks FTSE KLCI Malaysia (-0,18 persen).

Secara keseluruhan, bursa Asia terkoreksi bersama futures Euro Stoxx dan S&P 500 AS menjelang rilis laporan pekerjaan di Amerika Serikat yang dapat menunjukkan skala dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19) terhadap negeri berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Hampir 10 juta orang di AS telah kehilangan pekerjaan dalam dua pekan terakhir. Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Kamis (2/4), jumlah pengajuan klaim pengangguran mencapai rekor 6,65 juta orang dalam pekan yang berakhir pada 28 Maret.

Ini disebabkan banyaknya toko dan restoran yang terpaksa tutup guna membendung penyebaran virus tersebut. Sementara itu, jumlah pengajuan klaim pada pekan sebelumnya direvisi naik menjadi 3,31 juta.

Jumlah klaim gabungan sebesar 9,96 juta dalam dua pekan terakhir sebanding dengan total pada 6,5 bulan pertama resesi 2007-2009.

Data klaim mingguan tersebut menggarisbawahi sejauh mana perusahaan dan pekerja di AS terguncang oleh krisis kesehatan global. Pasar selanjutnya menantikan rilis laporan ketenagakerjaan untuk bulan Maret.

“Kita tidak akan mengalami pemulihan nyata di pasar sampai apa yang kita pikir telah mencapai puncak dalam jumlah infeksi dan kematian,” ujar Stephen Dover, kepala ekuitas di Franklin Templeton.

“Kita akan terus melihat volatilitas yang sangat luas sampai kita dapat mengatasi ketidakpastian ini,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

TPIA

+19,7

BRPT

+20,5

BMRI

+5,8

BBCA

+1,6

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

Penurunan (persen)

POLL

-6,9

UNVR

-1,7

ICBP

-2,0

INDF

-2,9

Sumber: BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper