Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sudah Efisiensi, Laba HRUM Sepanjang 2019 Tetap Menyusut

Laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 41,8 persen menjadi sebesar US$18,5 juta pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$31,89 juta.
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) sepanjang 2019 tidak secemerlang tahun sebelumnya. HRUM mengalami penurunan baik pendapatan maupun labanya pada tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan 2019, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$262,59 juta, turun 22 persen daripada perolehan tahun sebelumnya sebesar US$336,7 juta.

Adapun, pendapatan tersebut terdiri atas penjualan batu bara ekspor sebesar US$248,4 juta dan pendapatan sewa alat berat, jalan pengangkutan, time, freight, dan voyage charter sebesar US$14,12 juta.

Lebih lanjut, penurunan pendapatan tersebut sejalan dengan penurunan laba tahun berjalan perseroan pada 2019 yang hanya tercatat sebesar US$20,12 juta, lebih rendah 49,9 persen daripada perolehan 2018 sebesar US$40,2 juta.

Laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pun turun 41,8 persen menjadi sebesar US$18,5 juta pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$31,89 juta.

Padahal, HRUM telah berhasil menekan beberapa beban, seperti beban pokok pendapatan yang turun 17 persen dari US$235 juta pada 2018 menjadi hanya sebesar US$195 juta pada 2019.

Selain itu, perseroan juga berhasil menekan beban penjualan menjadi sebesar US$14,9 juta dan beban keuangan sebesar US$2,24 juta pada tahun lalu.

Di sisi lain, total liabilitas perseroan juga berhasil turun 40,3 persen, dari sebesar US$79,5 juta pada 2018 menjadi hanya sebesar US$47,41 juta. Liabilitas tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek yang jauh menurun menjadi US$31,2 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$16,14 juta.

Sementara itu, total aset perseroan per Desember 2019 menurun tipis menjadi sebesar US$447 juta, lebih rendah 4 persen daripada aset per Desember 2018 sebesar US$467 juta. Kendati demikian, kas dan setara kas perseroan mencatatkan kenaikan menjadi sebesar US$226,5 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$216 juta.

 

PANDUAN 2020

Adapun, untuk tahun ini, HRUM telah membuka opsi untuk mengubah target dan panduan perseroan seiring dengan kondisi pasar yang melemah diterpa sentimen penyebaran virus corona atau COVID-19.

Direktur Utama Harum Energy Ray Gunara mengatakan bahwa alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) dan produksi batu bara yang telah ditargetkan tahun ini akan dikaji kembali pada akhir semester pertama, walaupun hingga saat ini sentimen penyebaran virus corona belum berdampak pada operasional perseroan.

“Anggaran capex dan rencana produksi kami akan dikaji kembali pada akhir semester pertama, untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar pada saat itu,” ujar Ray kepada Bisnis.

HRUM telah mengalokasikan capex sekitar US$8 juta yang berasal dari kas internal dan relatif tidak jauh berbeda dengan realisasi capex perseroan pada tahun lalu. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk penambahan properti pertambangan, biaya pemeliharaan kapal tunda dan tongkang, pembelian alat berat, bangunan dan prasarana.

Selain itu, Ray mengaku secara aktif terus menjajaki peluang-peluang untuk mendiversifikasi bisnis di bidang energi dengan memanfaatkan posisi keuangan yang kuat, walaupun pada tahun ini masih akan fokus pada penambangan batu bara sebagai bisnis inti perseroan.

Sementara itu, HRUM menargetkan produksi batu bara naik sekitar 5-10 persen daripada realisasi produksi pada tahun lalu, atau sekitar 4 juta ton pada tahun ini.

Ray mengatakan bahwa perseroan akan selalu mempertimbangkan dinamika pasar batu bara dan berupaya mengoptimalkan tingkat produksi batu bara dengan memperhatikan keseimbangan marjin operasi dan keberlanjutan produksi batubara di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper