Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 2019: Pendapatan Naik, Laba Toba Bara (TOBA) Justru Terkoreksi

Lba bersih TOBA justru terkoreksi 29,75 persen ke posisi US$26,54 juta dari US$37,78 juta.
Toba Bara/tobabara.com
Toba Bara/tobabara.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Toba Bara Sejahtra Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 19,86 persen. Walaupun pendapatan naik, perseroan mengalami koreksi laba bersih 29,75 persen sepanjang 2019.

Emiten berkode saham TOBA itu mencatatkan pendapatan senilai US$525,52 juta pada tahun lalu. Jumlah itu naik 19,86 persen dari posisi tahun sebelumnya, yang senilai US$438,44 juta.

Akan tetapi, beban pokok perseroan tumbuh lebih tinggi yakni 38,01 persen ke posisi US$433,82 juta. Kendati, beban umum mengalami efisiensi 22,45 persen dari posisi US$34,66 juta menjadi US$26,88 juta.

Pendapatan lain juga naik signifikan 471 persen ke posisi US$18,85 juta. Namun, hal itu belum mampu mengerek pertumbuhan laba.

Alih-alih naik mengikuti tumbuhnya pendapatan, laba bersih TOBA justru terkoreksi 29,75 persen ke posisi US$26,54 juta. Adapun, pada tahun lalu perseroan membukukan laba senilai US$37,78 juta.

Dengan begitu, laba per saham yang diatribusikan juga ikut menurun dari posisi US$0,0047 menjadi US$0,0033.

TOBA pun mencatatkan kenaikan total liabilitas yang signifikan sebesar 29,43 persen ke posisi US$2370,50 juta. Liabilitas jangka pendek menyumbang US$91,92 juta sedangkan jangka panjang US$278,57 juta.

Selain itu, total aset perseroan mencapai US$634,64 juta. Aset lancar berkontribusi atas US$84,53 juta dan aset tidak lancar US$550,10 juta. Adapun kas dan setara kas akhir periode mencapai US$20,91 juta.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Toba Bara Sejahtra Pandu Sjahrir mengatakan pada tahun tikus logam perseroan telah mencadangkan dana belanja modal sebesar US$160 juta. Menurutnya sebagian besar dana itu akan diserap oleh proyek PLTU yang masih tahap pembangunan.

“Dana itu mayoritasnya akan digunakan untuk pembangunan kedua PLTU perseroan yang masih dalam tahap konstruksi. Yaitu, PLTU Sulbagut-1 di Gorontalo dan PLTU Sulut-3 di Sulawesi Utara,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (23/1/2020).

Total kepemilikan saham perseroan di kedua PLTU mencapai 80 persen dan 90 persen. Perseroan menggandeng Shanghai Electric Power Construction Ltd. untuk proyek di Gorontalo dan Sinohydro Corp. Ltd. di Sulawesi Utara.

Masing-masing proyek itu memiliki kapasitas sebesar 120 MW. TOBA pun telah menandatangani perjanjian jual beli listrik yang berakhir pada 2046.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper