Bisnis.com, JAKARTA - Dalam pembukaan perdagangan pekan ini, Senin (30/3/2020), rupiah diprediksi akan menguat.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan mata uang garuda bisa menguat di kisaran Rp15.900 hingga Rp16.250 per dolar AS, ditopang oleh wacana program stimulus tak terbatas yang akan disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pada Jumat (27/3/2020) pukul 15.36 WIB, rupiah terpantau ditutup menguat pada level Rp16.185, setelah melemah pada penutupan hari sebelumnya di level Rp16.300.
Indeks dolar sendiri terpantau melemah, Jumat (27/3/2020) sehingga penguatan rupiah dinilai terpengaruh oleh faktor eksternal dan internal.
Dari pasar global kenaikan jumlah kasus infeksi COVID-19 atau virus corona di Amerika Serikat memaksa pemerintah harus menyiapkan dana kompensasi yang begitu besar. Negara adidaya tersebut bahkan menganggarkan per kepala keluarga sebesar US$3.000 atau setara dengan Rp48.420.000 dengan rate US$1 sebesar Rp16.140.
Disamping itu, negara-negara anggota G20 dalam pertemuan pekan lalu berjanji akan menggelontorkan dana sebesar US$5 triliun dengan tujuan untuk menggeliatkan roda ekonomi akibat dampak dari pandemi virus corona sehingga ekonomi bisa kembali stabil.
Baca Juga
Dari sisi internal, pemerintah sudah merencanakan biaya kompensasi bagi mereka yang terkena dampak virus corona, ditambah dengan relaksasi menunda pembayaran leasing selama satu tahun.
Terpisah, saat ini di wilayah Jawa Tengah sudah melakukan antisipasi dengan uji coba lockdown di Kotamadya Tegal dan Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes dengan pengawasan yang ketat di perbatasan dengan Kecamatan Bumiayu tepatnya di dukuh Buaran.
Uji coba lockdown hingga realisasinya nanti dianggap sebagai prestasi tersendiri oleh pelaku pasar sehingga investor asing maupun domestik diprediksi akan kembali tertarik masuk ke pasar saham dan obligasi dalam negeri.
Terakhir, Bank Indonesia terus melakukan koordinasi dengan para pengusaha untuk bersama-sama melakukan intervensi. Intervensi yang sedang dicoba untuk dilakukan Bank Indonesia ialah melalui pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF dan berupaya agar pengusaha menjual dolar AS yang masih tersimpan. Hal ini dianggap akan membuat kepanikan pasar akan sedikit berkurang.