Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen plastik PT Panca Budi Idaman Tbk. mencatatkan penjualan bersih sepanjang 2019 sebesar Rp4,63 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, Minggu (29/3/2020), pencapaian tersebut naik 6,42 persen dibandingkan dengan penjualan pada 2018 yang sebesar Rp4,35 triliun.
Dari jumlah tersebut, mayoritas penjualan adalah di pasar lokal dengan rincian penjualan oleh pihak ketiga Rp4,08 triliun dan pihak berelasi Rp406,94 miliar, sedangkan penjualan ekspor hanya sebesar Rp137,20 miliar.
Namun, kenaikan pendapatan berbanding terbalik dengan laba perseroan yang tercatat turun. Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk pada 2019 sebesar Rp223,62 miliar atau turun 24,86 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai RpRp297,62 miliar.
Adapun laba bersih per saham pada akhir Desember 2019 tercatat 118.880, turun dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp157.070.
Sementara itu, beban pokok penjualan emiten yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan industri kantong plastik terpadu ini terpantau naik. Sepanjang 2019, beban pokok penjualan perusahaan mencapai Rp4,03 triliun atau naik 8,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,77 triliun.
Baca Juga
EBITDA perseroan juga tercatat turun 18,13 persen dari Rp430,6 miliar pada 2018 menjadi Rp352,52 miliar pada 2019. Adapun rasio EBITDA terhadap pendapatan pada 2018 adalah 9,9 persen, sedangkan pada 2019 adalah 7,61 persen.
Di sisi lain, perseroan mencatatkan penurunan total liabilitas sebanyak 10,76 persen, dari rp751,59 miliar pada tahun lalu menjadi Rp670,69 miliar, dengan rincian liabilitas jangka pendek Rp594,73 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp75,95 miliar.
Selain itu, arus kas dan setara kas akhir periode 2019 mencatatkan kenaikan drastis sebesar 99,42 persen menjadi Rp366,49 miliar dibandingkan dengan kas dan setara kas akhir periode 2018 sebesar Rp183,77 miliar.
Total aset perseroan per Desember 2019 tercatat sebesar Rp2,33 triliun, naik tipis 1,88 persen persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,29 triliun.