Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian bursa saham Asia dan Eropa melemah pada perdagangan Kamis (26/3/2020) karena investor menimbang pengaruh paket stimulus masa lalu terhadap meningkatnya dampak dari wabah virus corona (Covid-19).
Indeks Stoxx Europe 600 melemah 1,64 persen ke level 308,25 pada awal perdagangan, didorong oleh sektor energi dan tambang. Sementara itu, kontrak berjangkan indeks S&P 500 tergelincir setelah angka kematian AS akibat Covid-19 mencapai 1.000 jiwa.
Di Asia, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,51 persen atau 2,78 poin ke level 552,95. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 1,78 persen dan 4,51 persen di tengah upaya lebih lanjut untuk menahan pergerakan warganya.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing ditutup melemah 0,6 persen dan 0,66 persen. Di Hong Kong, indeks Hang Seng ditutup melemah 0,78 persen.
Obligasi pemerintah Eropa naik setelah European Central Bank (ECB) mengumumkan akan mencabut batas pembelian obligasi untuk program darurat. Keputusan ini memberikan amunisi yang hampir tak terbatas untuk melawan dampak ekonomi dari pandemik Covid-19.
Bursa saham AS dan global baru saja membukukan reli penguatan pertama sebelum anjlok ke pasar bearish, sebagian berkat optimisme setelah AS menyetujui usulan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun. Senat telah meloloskan RUU tersebut dan meneruskannya ke DPR yang dijadwalkan melakukan voting pada Jumat.
Baca Juga
Namun Presiden Donald Trump mendesak Kongres untuk bertindak cepat dan mengatakan ia akan segera menandatangani undang-undang tersebut.
Langkah-langkah stimulus di seluruh dunia belum pernah terjadi sebelumnya, namun para pelaku pasar tetap khawatir akan meningkatnya korban akibat Covid-19. Kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia sekarang berada di atas 451.000 dengan angka kematian melebihi 20.000 jiwa.
"Investor perlu tetap waspada terhadap laju pertumbuhan kasus baru yang berkembang dan bagaimana pemerintah merespons ke depan," kata Oliver Blackbourn, manajer portofolio di Janus Henderson Investors, seperti dikutip Bloomberg.
"Paket dukungan fiskal akan membantu meredakan kekhawatiran tentang kemungkinan kinerja ekonomi terburuk bagi individu dan perusahaan," lanjutnya.