Bisnis.com, JAKARTA - Emiten alat berat dan kontraktor PT United Tractors Tbk. membukukan kenaikan penjualan batu bara hingga 13,6 persen year on year dalam periode dua bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan publikasi laporan bulanan perseroan, emiten berkode saham UNTR itu mencatatkan penjualan batu bara dari tambang milik anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung (TTA) sebesar 1,87 juta ton pada periode dua bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut naik 13,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama lalu sebesar 1,65 juta.
Secara bulanan, penjualan batu bara pada Februari berhasil naik 49,7 persen menjadi 1,12 juta dari posisi Januari 2020 sebesar 752.000 ton.
Adapun, penjualan batu bara berkalori tinggi atau cooking coal tampak mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada Januari-Februari 2020, UNTR menjual cooking coal sebanyak 326.000 ton, lebih tinggi 38 persen daripada periode yang sama tahun lalu sebesar 236.000 ton.
Selain itu, pada dua bulan pertama tahun ini produksi batu bara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) turun 7,6 persen menjadi hanya sebesar 18,1 juta ton.
Sementara itu, volume pengupasan lapisan penutup (overburden/OB) pada Februari 2020 turun tipis 2,1 persen menjadi 68,4 juta bank cubic meter (bcm). Pada Januari-Februari 2020, volume OB perseroan hanya mencapai 138,3 juta bcm, turun 8,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 151,2 juta bcm.
Baca Juga
Sementara itu, penjualan emas United Tractors dari tambang Agincourt, pada Februari 2020 mencapai 29.000 ounce turun 19,4 persen yoy dari sebelumnya sebesar 36.000 once.
Di sisi lain, kinerja penjualan alat berat merek Komatsu melanjutkan tren penurunan. UNTR hanya mencatatkan penjualan alat berat sebanyak 216 unit pada Februari 2020 sedangkan pada periode yang sama tahun lalu tercatat 372 unit. Dalam dua bulan pertama tahun ini, penjualan alat berat anjlok 44,2 persen menjadi 467 unit.
Adapun, penjualan di sektor tambang mendominasi penyerapan penjualan alat berat, yaitu sebesar 41 persen. Kemudian dilanjutkan oleh sektor kehutanan sebesar 26 persen, konstruksi 24 persen, dan sektor perkebunan sebesar 9 persen.