Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Utilisasi Armada, Wintermar (WINS) Pangkas Kerugian

Utilisasi armada WINS naik dari 46 persen pada awal 2019 menjadi 77 persen di akhir 2019.
/wintermar.com
/wintermar.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran PT Wintermar Offshore Marine Tbk mencatatkan rugi bersih sebesar US$13,33 juta pada tahun 2019. Angka ini turun 48 persen bila dibandingkan dengan kerugian pada 2018 sebesar US$25,44 juta.

Berdasarkan publikasi  laporan keuangan perseroan,Kamis (26/3/2020), emiten berkode saham WINS membukukan pendapatan usaha sebesar US$56,08 juta, turun  10,62 persen dibandingkan dengan perolehan 2018 sebesar US$62,75 juta.

Penurunan pendapatan terjadi pada dua lini usaha perseroan, yakni sewa kapal dan jasa pelayaran lainnya, masing-masing sebesar US$52,69 juta dan US$3,39 juta pada 2019.

Di sisi lain, emiten juga berhasil menekan jumlah utang jangka panjang dari US$62,12 juta menjadi  US$52,88 juta.

Utang jangka panjang terbesar berasal dari pinjaman perusahaan kepada Deutsche Investitions UndEntwicklungsgesellschaft Capital mbH (DEG). Perseroan memperoleh fasilitas Long Term Senior Loan dengan batas kredit maksimum sebesar US$18 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,24 persen yang dijamin dengan dua unit kapal.

Adapun EBITDA emiten ini pada 2019 berjumlah US$15juta, menurun 27 persen bila dibandingkan dengan catatan tahun 2018 sebesar dibandingkan dengan US$20,8juta.

Investor Relations Wintermar Offshore Marine Pek Swan Layanto mengatakan  pengurangan kerugian ini didorong oleh meningkatnya utilisasi kapal secara konsisten pada 2019. Tingkat utilisasi armada WINS pulih dari 46 persen pada kuartal I/2019 menjadi 77 persen pada kuartal IV/2019.

Seiring dengan hal tersebut, pendapatan terus meningkat setiap triwulan, berjumlah US$15juta pada kuartal IV/2019 dari US$14,6juta pada triwulan sebelumnya. Hal ini didorong oleh utilisasi armada high tier yang mencapai 85 persen pada kuartal IV/2019.

Selain itu, perusahaan juga berhasil mendapatkan kontrak tujuh tahun, termasuk opsi, untuk dua Platform Supply Vessel yang mendukung pengeboran di Indonesia Timur. Kontrak ini juga merupakan tender jangka panjang pertama di pasar armada high tier sejak 2013.

“Kami juga berhasil mendapatkan kontrak lainnya dengan durasi lebih dari 2 tahun. Hingga Februari 2020, total nilai kontrak yang kami miliki menjadi US$81,5juta,” ujarnya, Kamis (26/3/2020).

Sementara itu, total aset baik aset lancar maupun aset tidak lancar perusahaan pada 2019 tercatat pada nilai US$247,74 juta, atau menurun bila dibandingkan dengan perolehan 2018 sebesar US$275,02 juta.

Ia menambahkan, dalam jangka panjang,perusahaan diperkirakan akan terdampak dari kasus penyebaran virus corona yang tengah terjadi. Hal ini terutama akan mempengaruhi bidang eksplorasi dan pengembangan di lepas pantai karena nilai investasi juga diprediksi akan menurun.

“Manajemen sedang memantau situasi ini secara seksama dan akan melakukan setiap penyesuaian bila diperlukan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper