Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Korea Selatan ditutup anjlok lebih dari 8 persen pada perdagangan hari ini, Kamis (19/3/2020), di tengah berlanjutnya aksi jual seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global akibat virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup merosot 8,39 persen atau 133,56 poin ke level di level 1.457,64, koreksi hari ketujuh berturut-turut, sekaligus level terendah sejak 11 tahun terakhir.
Otoritas pasar saham Korea Selatan (KRX) sempat menghentikan sementara perdagangan saham karena dua indeks utama negara itu turun tajam. Ini merupakan kedua kalinya perdagangan di kedua bursa ditangguhkan pada hari yang sama sejak 13 Maret.
Otoritas menghentikan perdagangan bursa selama lima menit pada pukul 11.50 waktu setempat karena fluktuasi pasar yang tiba-tiba. Setelah itu, perdagangan kembali dihentikan karena indeks Kospi dan Kosdaq melemah lebih dari 8 persen selama lebih dari satu menit pada pukul 12.05 waktu setempat.
KRX kembali menunda perdagangan di Kosdaq pada pukul 12.54. Namun, penghentian perdagangan sementara tersebut tidak dapat membendung laju pelemahan hingga indeks Kospi sempat melemah hingga 9,54 persen.
Dari 792 saham yang diperdagangkan pada akhir perdagangan, sebanyak 11 saham menguat, 767 saham melemah, dan 14 saham stagnan.
Baca Juga
Sektor peralatan elektronik memimpin pelemahan di pasar, dengan seluruh saham yang terdaftar melemah. Sementara itu, saham Samsung Electronics Co menjadi penekan terbesar terhadap indeks dengan melemah 5,8 persen.
Investor asing mencatat aksi jual bersih di indeks Kospi senilai 616,6 miliar won, sekaligus membukukan penjualan bersih untuk sesi perdagangan ke-11 berturut-turut sejak 5 Maret 2020.
Sejumlah analis mengatakan investor asing akan terus menjual saham mereka di pasar negara berkembang karena paket stimulus yang dirilis di seluruh dunia belum mengakhiri kepanikan akibat Covid-19.
“Covid-19 yang menyebar luas dan kekhawatiran terhadap resesi ekonomi global memicu aksi jual investor asing yang terus menerus. Tidak hanya di pasar Korea, tetapi juga di pasar modal di seluruh dunia,” kata Lee Kyung-min, analis di Daishin Securities, seperti dikutip Korea Herald.