Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Rebound, IHSG Masih Loyo

Kinerja IHSG hingga sesi pertama merupakan yang terburuk sejak Januari 2016.
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang terlemah dibandingkan dengan bursa saham di Asia hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (17/3/2020).H

ingga pukul 12.00 WIB, IHSG atau Jakarta Composite Index menjadi yang terlemah dengan koreksi sebesar persen atau poin ke level 4.478,55. Kejatuhan ini menjadi yang terlemah sejak Januari 2016. 

Indeks Taiwan yakni TAIWAN TAIEX menjadi indeks Asia terlemah kedua setelah IHSG dengan terkoreksi sebesar 2,36 persen atau 228,97 poin ke level 9.488,80.

Sementara itu, indeks India yakni Nifty 50, S&P BSE SENSEX 30 dan MCX-SX yang sempat terkoreksi hingga 7 persen pada pukul 9.44 WIB, Selasa (17/3/2020) kini berada pada zona hijau.

Bersamaan dengan indeks India, indeks Thailand yakni SE Thailand yang juga sempat melorot 7,34 persen beberapa menit setelah pembukaannya, juga terpantau rebound dengan kenaikan 1,08 persen atau 11,31 poin ke level 1,047.

Selain itu, indeks Jepang TOPIX dan Nikkei 225 juga berhasil rebound bersamaan oleh indeks Hang Seng yang juga berhasil menghijau.

Global market strategist Invesco Asset Management, Tomo Kinoshita mengatakan yen Jepang belum menguat terhadap dolar AS karena berbagai sentimen.

“Beberapa investor AS mungkin menarik keluar investasi luar negeri mereka, yang mungkin mengarah pada kekuatan dolar secara global dan pada gilirannya membantu mendukung pasar Jepang,” ujarnya. 

Secara makro, kondisi di Asia memiliki berbagai sentimen, Filipina baru saja mengumumkan akan menutup semua pasar keuangannya mulai dari saham, obligasi hingga mata uangnya, sementara Malaysia juga menyatakan lockdown sebagai upaya memerangi penyebaran COVID-19 atau virus corona yang semakin masif di negaranya.

Bank of Korea juga telah memangkas suku bunga acuan, mengikuti langkah The Federal Reserve. Namun, indeks KOSPI tetap melorot 1,58 persen hingga pukul 12.00 WIB, Selasa (17/3/2020) pun belum dianggap sebagai titik terendah dari indeks acuan Korea Selatan tersebut.

Dikutip dari Bloomberg, Jung Sang-jin, head of equities at Korea Investment Management mengatakan, "Ekuitas AS telah mencapai titik jenuh (bubble) signifikan sebelumnya. Jadi saya tidak yakin berapa banyak yang harus terkoreksi.”

Perubahan indeks Asia hingga penutupan sesi I perdagangan pukul 12.00 WIB
Indeks
Perubahan hingga Sesi I, Selasa (17/3/2020)
Perubahan year to date hingga Selasa (17/3/2020)
TOPIX
+2,61%
-26,30%
SE THAI
+1,08%
-33,07%
NIKKEI 225
+0,58%
-27,71%
HANG SENG
+0,91%
-17,44%
KOSPI
-1,58%
-23,20%
FTSE Straits Times
-0,38%
-22,85%
FTSE Malay KLCI
-0,37%
-19,70%
Jakarta Composite Index
-4,18%
-28,65%
Sumber : Bloomberg
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper