Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPIA Catatkan Pendapatan Rp27,26 Triliun pada 2019  

Chandra Asri merupakan emiten petrokimia terintegrasi. Emiten dengan ticker TPIA ini mencatatkan laba US$23,6 juta.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mencatatkan pendapatan US$1,88 miliar atau Rp27,26 triliun (kurs Rp14.500) sepanjang 2019 .

Dengan capaian ini, maka kinerja emiten petrokimia terintegrasi ini mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 26 persen dari perolehan pada 2018 sebesar US$2,54 miliar.

Di tengah pelemahan pendapatan, perseroan berhasil menurunkan beban pendapatan sebanyak 20 persen manjadi US$1,7 miliar dibandingkan dengan beban pokok tahun sebelumnya sebesar US$2,5 miliar.

Adapun, beban penjualan perseroan pada 2019 naik 7,1 persen menjadi US$41,5 juta, beban umum dan administrasi juga naik 16,3 persen menjadi US$43 juta, dan beban keuangan naik 10 persen menjadi US$56,3 juta.

Alhasil, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar US$23,6 juta, turun 87 persen dibandingkan dengan perolehan pada 2018 sebesar US$182,3 juta.

Anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) itu tahun lalu membukukan kenaikan liabilitas 20 persen menjadi US$1,69 miliar. Sementara periode yang sama tahun sebelumnya liabilitas perseroan sebesar US$1,4 miliar.

Total liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka pendek yang naik 15,2 persen menjadi US$783,9 juta, dan liabilitas jangka panjang yang juga naik 25 persen menjadi US$906,2 juta.

Sementara itu, total kas dan setara kas perseroan pada 2019 sebesar US$660 juta dibandingkan tahun sebelumnya US$726 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper