Bisnis.com, JAKARTA - Tren pelemahan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berlanjut hari ini.
Pada perdagangan hari Rabu (11/03/2020), IHSG ditutup melemah 66 poin atau 1,28 persen menjadi 5.154. Sektor properti, infrastruktur, agrikultur, pertambangan, industri dasar, perdagangan, keuangan, aneka industri bergerak merosot. Selain itu, investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp172,1 milyar.
Associate Direktor of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan hari ini IHSG bakal diperdagangkan pada level 5.089 - 5.241.
"Kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah," ujarnya dalam laporan harian pada Kamis (12/3/2020).
Ia mengatakan, salah satu sentimen yang akan mendorong tren ini adalah pernyataan WHO terkait wabah virus corona. Mereka resmi menyatakan wabah ini sebagai pandemi dan mendesak pemerintah untuk meningkatkan upaya mengurangi laju penyebaran karena jumlah kasus sudah terjadi di seluruh dunia dan mencapai 120.000 dan kematian yang melebihi 4.300 jiwa.
Saat ini infeksi telah menyebar di Benua Eropa dan Amerika. WHO mengatakan semua negara masih dalam mengubah arah dari pandemi yang terjadi saat ini.
Baca Juga
Virus corona merupakan pandemi pertama sejak 2009 lalu, ketika virus influenza menyebar keseluruh dunia dan menginfeksi jutaan orang. Kepala Program Darurat WHO mengatakan negara di kawasan Eropa Barat harus melihat dan membuat program untuk mengontrol virus corona.
Di sisi lain Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan saat ini Eropa berisiko menghadapi goncangan ekonomi terbesar yang mulai mengarah pada krisis keuangan global.
Ia menyerukan kepada para lembaga-lembaga terkait dan pemimpin negara untuk segera bertindak dan mengambil langkah secepatnya.
Sementara itu, kabinet di China menyerukan untuk melakukan pengurangan lebih lanjut dalam jumlah uang tunai yang harus di berikan oleh beberapa kreditur di Bank Sentral.
Hal ini dilakukan agar pemerintah dapat memberikan pelonggaran moneter untuk mendukung ekonomi di tengah dampak virus corona tersebut.
Pertemuan Dewan Negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang merencanakan pemotongan rasio persyaratan cadangan bagi perusahaan kecil dan menengah.
Dalam pertemuan tersebut, Li Keqiang juga mendesak pemotongan tambahan tingkat suku bunga China dilakukan. Kedua langkah ini diambil guna meningkatkan ekonomi dan menurunkan pembiayaan, terutama untuk perusahaan kecil yang terkena dampak virus corona.
Di Indonesia, Bank Indonesia kembali melakukan kalkulasi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 setelah virus corona semakin merebak dan masuk ke negara-negara maju. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi lebih rendah.
Sebelumnya, BI memprediksi perekonomian Indonesia dapat mencapai 5,1 persen. Hal tersebut terlihatdari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2019 yang masih mencapai 4,97 persen meski terpapar dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China.