Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menurun akibat Presiden Donald Trump tidak memerinci langkah stimulus untuk menanggulangi kejatuhan ekonomi.
Pada penutupan perdagangan Rabu (11/3/2020), Dow Jones turun 5,86 persen menjadi 23.553,22. Indeks S&P 500 merosot 4,89 persen menuju 2.741,38, sementara NASDAQ terkoreksi 4,7 persen ke level 7.952,05, dan NYSE turun 5,22 persen menjadi 11.117,92.
Bursa AS terkoreksi akibat penurunan saham blue chip, dan merosot 20 persen dari rekor tertinggi pada Februari 2020. Adapun, S&P 500 anjlok 19 persen dari level puncaknya.
Koreksi pasar saham dipicu deklarasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan penyebaran virus corona akan menghambat pertumbuhan global.
Di sisi lain, Presiden Donald Trump tidak menepati janjinya untuk memberikan rencana stimulus pada Rabu (11/3/2020). Trump malah mengatakan mungkin AS tidak perlu mengambil langkah itu.
“Orang tidak tahu kapan penyebaran virus corona akan surut. Ketidakpastian itu menyebabkan banyak volatilitas,” papar David Spika, President of GuideStone Capital Management, dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/3/2020).
Saat ini, pasar dilanda kekhawatiran karena tifak mampu mencegah pukulan besar akibat corona terhadap perekonomian dunia. Oleh karena itu, adanya stimulus dari pemerintahan Trump sangat dinantikan.
Sementara itu, Joe Biden memperkuat posisinya sebagai calon utama presiden dari Partai Demokrat. Ini meredam kekhawatiran terhadap mereka yang menolak kebijakan progresif dari Bernie Sanders.