Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) optimis kinerja perseroan bakal moncer pada kuartal I/2020 seiring kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang cukup signifikan.
Head Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma mengatakan harga jual CPO pada tiga bulan pertama 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan tiga bulan pertama 2019. Dia menggambarkan, harga jual CPO sejauh ini telah mencapai 2.800 ringgit per ton, naik 40 persen dibandingkan dengan periode kuartal I/2019.
Kendati demikian, bukan berarti kenaikan harga bakal berjalan ajeg. Dampak turunan dari penyebaran virus corona telah menekan harga jual CPO dunia. Hari ini, Rabu (11/3/2020), CPO diperdagangkan pada level 2.342 ringgit per ton sedangkan pada awal tahun lalu sempat menyentuh 3.000 per ton .
“Untuk penjualan CPO kami seluruhnya untuk pasar domestik. Namun, virus berdampak secara tidak langsung [ke harga jual yang turun] karena ini komoditas global,” ujar Michael kepada Bisnis, Rabu (11/3/2020).
Meski demikian, Michael mengungkapkan permintaan dari pasar domestik untuk CPO belum sama sekali mengalami penurunan. Adapun pada tahun ini pemerintah menjalankan mandatori B30 yang menambah konsumsi domestik sebesar 3 juta ton.
Adapun harga jual rata-rata perseroan untuk minyak sawit dan inti sawit pada kuartal III/2019 mengalami penurunan masing-masing sebesar 12 persen dan 33 persen dibandingkan periode tahun lalu. Minyak sawit dari posisi Rp7.528 menjadi Rp6.625 per kg dan minyak inti sawit Rp5.480 menjadi Rp3.668 per kg.
Baca Juga
Selain itu, Michael menambahkan perseroan tidak terpapar dengan risiko selisih kurs karena total kewajiban utang perseroan tercatat berdenominasi rupiah seluruhnya.
Belum lama ini SGRO juga baru selesai menyelesaikan penggalangan dana sebesar Rp600 miliar melalui penerbitan obligasi dan sukuk ijarah. Keduanya menghasilkan masing-masing Rp300 miliar.