Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terseret ke Level 5.100, Terendah Sejak Desember 2016

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 5.136,81 setelah turun tajam 6,58 persen atau 361,73 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseret ke kisaran level 5.100 pada akhir perdagangan hari ini, Senin (9/3/2020), sekaligus level terendahnya sejak Desember 2016. 

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 5.136,81 setelah turun tajam 6,58 persen atau 361,73 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (6/3/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.498,54 dengan anjlok 2,48 persen atau 139,59 poin, penurunan hari kedua berturut-turut sejak perdagangan 5 Maret.

Pelemahan indeks mulai berlanjut dengan dibuka anjlok 2,44 persen atau 133,94 poin di posisi 5.364,6. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.133,15 – 5.364,6.

Seluruh 9 sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor aneka industri yang merosot 9,42 persen, disusul sektor pertanian yang turun 7,92 persen dan industri dasar yang melemah 7,35 persen.

Dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 41 saham menguat, 381 saham melemah, dan 260 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 6,69 persen dan 6,48 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir perdagangan hari ini.

Penurunan tajam juga dialami di bursa saham lainnya di Asia, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 yang anjlok masing-masing 5,61 persen dan 5,07 persen.

Bursa saham China juga tak lepas dari jerat harga minyak. Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup melemah masing-masing 3,01 persen dan 3,42 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng anjlok hingga 4,2 persen.

Dilansir Bloomberg, anjloknya harga minyak mentah hingga 30 persen memicu aksi jual di seluruh pasar saham di Asia pada perdagangan hari ini. Penurunan ini dipicu oleh Arab Saudi yang berencana meningkatkan produksi pada bulan depan hingga lebih dari 10 juta barel per hari setelah pecah kongsi dengan Rusia.

Negara pengekspor minyak terbesar di dunia tersebut juga mulai memangkas harga jual minyak mentah sejak Sabtu (7/3/2020) ke level terendah dalam 30 tahun terakhir. Aramco, perusahaan minyak milik Pemerintah Saudi Arabia, menawarkan diskon agar konsumen di Asia, Eropa, dan AS tetap menggunakan hasil produksi mereka.

“Gangguan apa yang virus itu telah ciptakan dan sejauh mana perlambatan yang akan kita lihat dalam ekonomi global? Jatuhnya harga minyak global akan membuat lebih banyak kepanikan,” tutur Manny Cruz, ahli strategi di Papa Securities, Manila, dilansir dari Bloomberg

Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan belum akan menempuh kebijakan dengan koreksi yang dialami IHSG, Senin (9/3/2020). Pihaknya masih melakukan pemantauan dan koordinasi.

“Kami masih koordinasi dan monitor bersama Otoritas Jasa Keuangan [OJK]. Langkah selanjutnya akan kami umum pada waktunya,” jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (9/3/2020).

Seperti diketahui, BEI memiliki enam prosedur pemantauan pergerakan IHSG. Untuk tahap pertama ketika indeks mengalami koreksi 2 persen, akan dilakukan pemantauan dan membuat laporan analisis pasar regional.

Selanjutnya pada tahap kedua atau koreksi 5 persen, BEI akan melakukan monitor. Selanjutnya, otoritas akan melakukan crisis meeting team (CMT) apabila indeks mengalami koreksi 7,5 persen dan memastikan kesiapan template pengumuma dan informasi siaran pers.

Suspensi pasar baru akan dilakukan apabila koreksi indeks telah memasuki tahap kelima atau koreksi 15 persen. BEI akan melakukan distribusi pengumuma halting atau suspensi pasar pada tahap itu.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menyatakan pihaknya memantau dengan cermat dan hati-hati terkait kondisi pasar modal domestik, termasuk kondisi pasar regional dan global.

“OJK siap mengeluarkan kebijakan yang diperlukan pada saat OJK menilai bahwa perlu dilakukan kebijakan tertentu menyikapi dinamika pasar selanjutnya,” kata Hoesen melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (9/3/2020)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper