Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya Beton Tbk. atau WIKA Beton menargetkan pertumbuhan laba 9,84 persen menjadi Rp561 miliar sepanjang 2020.
Direktur Utama WIKA Beton Hadian Pramudita target laba tersebut akan ditopang oleh perolehan pendapatan sebanyak Rp9,49 triliun. Jumlah itu meningkat 34 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Hadian menjabarkan, pertumbuhan pendapatan akan ditunjang perolehan kontrak dihadapi sebanyak Rp17,3 triliun. Adapun, kontrak baru diharapkan bisa mencapai Rp11,47 triliun atau naik 38 persen.
Emiten bersandi saham WTON itu akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp948 miliar pada 220. Hadian menyebut, dana tersebut akan digunakan untuk mendorong ekspansi kapasitas produksi beton pracetak menjadi 4,4 juta ton per tahun.
“Mayoritas belanja modal akan digunakan untuk pembangunan pabrik tambahan di Boyolali, Jawa Tengah dan Pasuruan, Jawa Timur, serta pembangunan pabrik di lokasi baru seperti Balikpapan, Kalimantan Timur,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (5/3/2020).
Adapun, pada 2019 realisasi belanja modal perseroan mencapai Rp364,75 miliar. Sebesar 69 persen dari dana ini digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi, sedangkan 15 persen digunakan untuk pengembangan quarry.
Sementara itu, kebutuhan divisi operasi menyerap sekitar 9 persen dari belanja modal pada tahun lalu. Sisa belanja modal digunakan untuk pengembangan ready mix concrete dan perlengkapan kantor, masing-masing 5 persen dan dua persen.
Kinerja 2019
Sepanjang 2019, WTON membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan pemilik entitas induk sebesar Rp512,34 miliar, tumbuh 5,34 persen secara tahunan. Kinerja ini didorong pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 2,2 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan beban pokok pendapatan sebesar 1,4 persen.
Posisi kas dan setara kas perusahaan tahun lalu mengalami kenaikan signifikan berkat raihan arus kas operasi yang mencapai Rp 1,13. Jumlah itu naik sekitar 54 persen dari perolehan arus kas operasi pada 2018 sebesar Rp 733,39 miliar.
Hadian mengatakan bahwa meski banyak tekanan dari dalam dan luar negeri pada tahun lalu, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih. Hal ini juga diiringi dengan perbaikan kualitas dan efisiensi.
“Dalam kondisi tekanan ekonomi, kami mampu mencatatkan pertumbuhan laba, kami berhasil meningkatkan kembali besaran margin laba, dan kami mampu membukukan arus kas operasi diatas Rp1 Triliun, naik 54% dari tahun lalu,” tuturnya.