Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Beton Precast Tbk., anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk. mengalokasikan belanja modal sebesar Rp390 miliar untuk pengembangan pabrik di tiga lokasi. Ekspansi pabrik diharapkan bisa menopang target perolehan kontrak baru sebanyak Rp11,9 triliun pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast Siti Fathia Maisa Syafurah mengatakan pengembangan pabrik akan dilakukan di Penajam (Kalimantan Timur), Bojanegara (Banten), dan Gasing (Sumatra Selatan).
Selain pengembangan pabrik, Fathia menyebut belanja modal juga digunakan untuk pengembangan batching plant dan pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Saat ini, perseroan memiliki sedikitnya 72 batching plant.
“Pendanaan untuk belanja modal pada tahun ini akan menggunakan kas internal, dan pinjaman bank ataupun obligasi. Keduanya masih menjadi opsi,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (4/3/2020).
Pada tahun ini, lanjutnya perseroan menargetkan total kontrak baru sebesar Rp11,9 triliun. Dari jumlah tersebut, kontrak eksternal diharapkan dapat berkontribusi hampir separuhnya, atau mencapai Rp5,89 triliun.
Adapun, pada tahun sebelumnya perseroan mencatatkan kontrak baru sebesar Rp4,44 triliun. Dari jumlah ini, sekitar 63,2 persen di antaranya merupakan kontrak eksternal. Kontribusi kontrak eksternal pada tahun lalu meningkat signifikan dibandingkan 2018 yang hanya mencapai 36 persen.
Baca Juga
Fathia mengatakan perseroan memang terus berfokus untuk menambah kontribusi kontrak eksternal. Pada awal tahun ini, perseroan sudah menyepakati kerja sama dengan dua anak usaha BUMN, yakni PT Angkasa Pura Properti dan PT Pertamina Trans Kontinental.
Dalam kerja sama dengan Angkasa Pura Properti, emiten berkode saham WSBP bekerja sama untuk pembangunan proyek dan pemeliharaan area bandara. Sementara itu, ari PT Pertamina Trans Kontinental, perseroan akan mendapatkan proyek perbaikan dan pembangunan pelabuhan.
“Namun demikian, untuk potensi kontrak belum bisa kami publish, karena masih dalam proses penjajakan,” katanya.
Dia mengatakan selain mengandalkan kontrak dari anak-anak usaha BUMN, perseroan juga menyasar sejumlah potensi kontrak dari pemerintah pusat maupun daerah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merupakan beberapa mitra potensial bagi perseroan.