Bisnis.com, JAKARTA—Sentimen positif dari pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) alias Bank Sentral Amerika diprediksi hanya punya efek sesaat bagi indeks harga saham gabungan (IHSG).
The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1 persen—1,25 persen pada, Selasa (3/3/2020), waktu setempat. Kebijakan ini merupakan yang pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir atau sejak krisis perbankan dalam subprime mortage pada 2008.
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan sikap Bank Indonesia akan menjadi penentu apakah dampak pemangkasan suku bunga The Fed ini akan berlangsung lama atau sebaliknya.
Menurutnya, investor berharap BI segera menurunkan suku bunga kembali, sehingga harga saham dapat terkerek naik. Namun, jika BI telah menentukan sikap maka sentimen dari The Fed akan berlalu.
“Kemungkinan tidak sustain kalau BI sudah memberikan jawaban terkait suku bunganya,” kata Frederik saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (4/3/2020)
Dia memproyeksikan dalam jangka pendek IHSG masih akan melanjutkan penguatan, tapi tetap kembali bergantung pada perkembangan wabah virus corona atau Covid-19. Jika wabah semakin terkendali, IHSG diprediksi bakal menajutkan reli.
Sementara itu pada akhir perdagangan Rabu (4/3/2020), IHSG melonjak 2,38 persen atau 131,51 poin ke level 5.650,14.
Sentimen The Fed Terhadap IHSG Diperkirakan Sesaat
Pada penutupan perdagangan Rabu (4/3/2020), IHSG melonjak 2,38 persen atau 131,51 poin ke level 5.650,14.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dhiany Nadya Utami
Editor : Hafiyyan
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
12 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
9 jam yang lalu