Bisnis.com, JAKARTA – Ditengah kabar kenaikan harga masker yang melambung tinggi di berbagai market place, emiten ritel memastikan masker dijual pada harga normal.
Emiten PT Duta Intidaya Tbk. (DAYA) atau peritel yang mengoperasikan gerai Watsons di Indonesia menyatakan pihaknya tidak akan menaikkan harga masker di semua gerainya.
Business Development Director & Head of eCommerce Watsons Indonesia, Sukarnen Suwanto menjelaskan lebih lanjut kalau pihaknya tidak memiliki strategi untuk menaikkan harga ataupun membatasi pembelian produk kesehatan, terkhususnya masker.
"Kita sejauh ini tidak ada pemikiran untuk menaikkan harga atau strategi yang sangat khusus. Kalau dilihat dari toko kami, tidak ada masker yang disediakan sampai banyak. Semua berjalan normal," ujar Sukarnen kepada Bisnis.com, Senin (2/3/2020)
Hal yang sama juga dinyatakan oleh PT Matahari Putra Prima Tbk. sebagai peritel yang meroperasikan gerai Hypermart, FMX dan Boston Foodmart.
Head of Corporate Communication Fernando Repi, mengakui sebagian besar pihaknya menerima permintaan masker, tetapi pihaknya tidak akan menaikkan harga produk tersebut.
“Himbauan saya tidak usah terjadi panic buying, peritel memastikan pasokan berjalan dengan baik sehingga tersedia produk di gerai,” tegasnya.
Ramayana menyediakan masker harga normal - Twitter @ramayanads
Setali tiga uang, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) pun membuat gerakan menjual masker dengan harga normal.
Sekretaris Perusahaan Ramayana Lestari Sentosa Setyadi Surya mengungkapkan pada hari-hari pertama temuan dua kasus baru virus corona (Covid-19) yang menyerang dua warga Depok, sempat ada aksi panic buying. Namun aksi tersebut sudah mereda.
"Pada waktu panic buying memang ada peningkatan jumlah kunjungan konsumen di Ramayana. Tetapi toko sekarang kembali normal," ungkapnya kepada Bisnis.com, Rabu (4/3/2020).
Kini, Ramayana berencana menambah pasokan masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, Setyadi mengaku kesulitan untuk mencari masker dari pemasok.
Sementara itu, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. memastikan ketersediaan stok masker, antiseptik, dan suplemen dapat mencukupi kebutuhan permintaan dalam rangka upaya pencegahan virus corona.
Kimia Farma saat ini memiliki 1.300 jaringan apotek dan 600 klinik di seluruh Indonesia. Perseroan sudah melakukan antisipasi sejak 10 Januari 2020 dengan menghadirkan Corona Virus Centre untuk deteksi dini korban corona.
Direktur Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan bahwa saat ini stok masker yang dimiliki oleh perseroan mencapai sekitar 40.000 dus, atau sekitar 200.000 masker. Saat ini, perseroan masih memesan bahan baku untuk 7,2 juta masker dari China.
Untuk mengontrol penjualan masker di Indonesia, Kimia Farma memberlakukan pembatasan pembelian sebanyak dua masker per transaksi. Adapun, harga masker per unitnya ditetapkan sebesar Rp2.000.