Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan analis menilai emiten di sektor consumer, perbankan, dan telekomunikasi menjadi favorit di antara para penghuni indeks Bisnis-27.
Emiten pada sektor konsumer yang ada pada indeks saham Bisnis-27 menjadi unggulan analis karena dinilai menjadi penopang perekonomian domestik di tengah ketidakpastian.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan sektor konsumer patut menjadi perhatian utama para investor pada prospek saham-saham tersebut masih menjanjikan di tengah proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Hans beralasan, perekonomian Indonesia ditopang sektor konsumsi yang kuat sehingga emiten consumer bakal bisa bertahan di tengah laju perekonomian yang melambat. Dia menyebut, saham-saham seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF).
Menurut Hans, ketiga saham tersebut masih sangat potensial untuk mendatangkan imbal hasil besar untuk investor. "Apalagi saat ini juga sedang muncul ketidakpastian akibat wabah virus corona. Konsumsi masyarakat domestik akan semakin diandalkan untuk menjaga perekonomian," ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/3/2020).
Selain itu, emiten bidang perbankan yang ada pada indeks Bisnis-27 juga turut menjadi rekomendasi Anugerah Mega Investama. Hans menyebut saham dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) patut menjadi perhatian utama investor.
Harga saham dua bank papan atas itu memang terdiskon cukup dalam setelah keduanya membagikan dividen. Baik BRI maupun Bank Mandiri membagikan dividen sebanyak 60 persen dari laba bersih 2019.
Tak ketinggalan, saham PT Telekomunikasi juga dinilai Hans memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Hans menuturkan, kemajuan teknologi dan perubahan pola komunikasi masyarakat yang semakin bergantung pada koneksi internet dan paket data.
Pada penutupan perdagangan Senin (2/3/2020), indeks Bisnis-27 melemah 2,28 persen atau 11,24 poin ke level 480,88. Indeks ini sempat mencapai level tertinggi sebesar 496,59 sebelum akhirnya kembali terkontraksi.