Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Tertekan, Danareksa Belum Bakal Pangkas Target IHSG

Danareksa masih akan melihat dampak stimulus yang dikucurkan oleh pemerintah sebelum memutuskan perubahan targer IHSG.
Bursa Efek Indonesia, Jakarta./ Dimas Ardian - Bloomberg
Bursa Efek Indonesia, Jakarta./ Dimas Ardian - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - PT Danareksa  Sekuritas mengaku belum berencana memangkas target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meskipun kondisi pasar saat ini terus tertekan. 

Direktur Capital Market Danareksa Sekuritas Budi Santoso mengatakan saat ini pihaknya masih mempertahankan target IHSG karena masih memantau potensi stimulus yang diberikan pemerintah. Apalagi Bank Indonesia juga dikabarkan akan kembali menurunkan suku bunga acuan.

“Mungkin 1-2 bulan ke depan kita akan lihat lagi, lebih kuat [stimulus] pemerintah atau [lebih kuat] dampak outbreak [virus corona] yang berkelanjutan,” katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (2/3/2020).

Meskipun demikian, Budi mengatakan tidak tertutup kemungkinan mereka akan merevisi target IHSG 2020 yang sebelumnya ditetapkan di level 6.970, jika perkembangan pasar tidak kunjung membaik.

Apalagi saat ini Danareksa Sekuritas telah merevisi target pertumbuhan pendapatan dari yang tadinya 9 persen menjadi 3 persen hingga 4 persen sebagai dampak dari potensi perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh efek dominasi perluasan virus corona.

Budi berharap, di akhir Maret 2020 atau akhir kuartal I/2020, kondisi pasar saham akan segera membaik. Apalagi perusahaan-perusahaan farmasi juga tengah mengembangkan vaksin untuk menangkal virus corona. 

Selain itu, stimulus dari pemerintah juga diharapkan telah mulai terasa dampaknya ke pasar. Budi menilai sejauh ini stimulus yang dilakukan pemerintah baik dari sisi ekonomi maupun penanganan kasus-kasus yang tengah berkembang sudah baik.

“Pemerintah kan sekarang proaktif menangani, yang bahaya itu kalau ada masalah terus dibiarkan gak ada solusinya. Penanganan itu juga merupakan stimulus kan,” tutur Budi.

 Di sisi lain, Budi menilai wabah ini sebenarnya memiliki sisi positif bagi Indonesia, sebagai percontohan untuk diversifikasi dan jangan hanya mengandalkan satu negara atau satu wilayah saja.

“Kalau berkaca pada negara industrialis, mereka fokus [mengandalkan impor dari] China jadi saat China lumpuh, rantai produksi terganggu. Hal ini kan bisa jadi pembelajaran ke depannya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper