Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Pengeluaran Fiskal Dorong Bursa China Melonjak

Bursa saham China naik tajam akibat didorong ekspektasi lebih banyak pengeluaran fiskal oleh pemerintah menyusul suramnya rilis data manufaktur.
Bursa China./Bloomberg
Bursa China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa China berhasil rebound ke zona hijau dan berakhir melonjak lebih dari 3 persen pada perdagangan hari ini, Senin (2/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisikan saham-saham blue chip ditutup melonjak 3,29 persen atau 129,62 poin di level 4.069,67, setelah terkulai 3,55 persen atau 144,83 poin ke posisi 3.940,05 pada Jumat (28/2/2020).

Lonjakan yang dibukukan pada perdagangan hari ini adalah yang terbesar sejak Juni 2019. Dari 300 saham yang diperdagangkan dalam CSI 300, sebanyak 291 saham menguat dan 9 saham melemah.

Saham BBMG Corp. dan China Railway Group Ltd. yang masing-masing melonjak 10,09 persen dan 10,06 persen mencatat kenaikan terbesar.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite berakhir melonjak 3,15 persen atau 90,63 poin di level 2.970,93, setelah ditutup anjlok 3,71 persen atau 111,02 poin di posisi 2.880,3 pada Jumat.

Sebanyak 1.495 saham menguat, 49 saham melemah, dan 2 saham stagnan dari 1.546 saham yang diperdagangkan dalam indeks Shanghai.

Saham Kweichow Moutai Co. Ltd. yang naik 2,74 persen menjadi pendorong utama atas penguatan indeks Shanghai, sedangkan saham Henan Huanghe Whirlwind Co. Ltd. mencatat kenaikan terbesar yakni 10,18 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa saham China naik tajam akibat didorong ekspektasi lebih banyak pengeluaran fiskal oleh pemerintah menyusul suramnya rilis data manufaktur.

Menurut data yang dirilis Biro Statistik Nasional China pada Sabtu (29/2/2020), indeks manufaktur China terperosok ke 35,7, rekor terendahnya, pada Februari 2020 dari 50 pada Januari tahun ini.

Penurunan tajam ini menandakan kontraksi untuk kuartal pertama yang lebih buruk dari perkiraan, dengan ekonom Nomura Holdings Inc. memproyeksikan ekonomi Negeri Tirai Bambu akan menyusut 2,5 persen pada kuartal I/2020 dari periode sebelumnya.

"Tidak ada keraguan tentang peran penting dari lebih banyak pengeluaran fiskal melalui infrastruktur untuk menopang pertumbuhan ekonomi,” ujar Li Changmin, managing director di Snowball Wealth.

“Pengeluaran fiskal adalah sesuatu yang dikontrol oleh pemerintah dan dampaknya dalam merangsang pertumbuhan itu langsung dan sederhana,” tambahnya.

Sejalan dengan bursa China, indeks Hang Seng Hong Kong rebound dan berakhir menguat 0,62 persen atau 161,75 poin di level 26.291,68 pada perdagangan hari ini, setelah ditutup anjlok lebih dari 3 persen pada Jumat (28/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper