Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Terus Meluncur Turun, Jangan Menangkap Pisau Jatuh!

Pada pukul 11.05 WIB, IHSG telah tertekan 4,22 persen hingga ke level 5.301,9.
Pengunjung melintas didekat papan elektronik yang menampilkan pergerkan Indeks Harga Saham Gabngan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (7/2/2020) Binsis/AbdurachmanAbdurachman
Pengunjung melintas didekat papan elektronik yang menampilkan pergerkan Indeks Harga Saham Gabngan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (7/2/2020) Binsis/AbdurachmanAbdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Meski harga saham-saham besar terus terjungkal, analis belum merekomendasikan buy on weakness. Jangan mencoba menangkap pisau jatuh (catching the falling knife).

Pada pembukaan perdagangan Jumat (28/2/2020) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,8 persen atau 99,52 poin menjadi 5.436,17. Ini menjadi level terendah sejak 15 Maret 2017 di posisi 5.432,38.

Pada  pukul 11.05 WIB, IHSG telah tertekan 4,22 persen hingga ke level 5.301,9. Adapun saham-saham besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) ikut terperosok jatuh. Masing-masing turun  3,97 persen dan 3,15 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennis Christopher mengatakan saat ini pasar masih memiliki potensi pelemahan lebih lanjut, bahkan hingga di level support 5.100.

Dia merekomendasikan para pelaku pasar untuk menahan diri dan jangan dulu masuk dalam kondisi seperti saat ini. Dia juga belum menyarankan investor untuk memborong saham yang terjerembab.

“Jangan masuk. Kalau sudah punya barang, manfaatkan technical rebound untuk exit,” tambahnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Dia mengatakan secara trend terlihat bearish trend masih cukup kuat dan diperkirakan masih akan berlangsung dalam jangka menengah. Adapun kekhawatiran mengenai semakin parahnya dampak yang ditimbulkan oleh virus Corona terus membayangi pergerakan indeks.

Sebelumnya pada akhir sesi perdagangan Kamis (27/2/2020), IHSG ditutup melemah di level 5,535.69 (-2.69 persen). Pelemahan didorong oleh sektor keuangan (-3.94 persen) dan industri dasar (-2.66 persen).

Di sisi lain bursa Amerika Serikat juga ditutup melemah. Indeks Dow Jones ditutup 25,766.64 (-4.42 persen), NASDAQ ditutup 8,566.48 (-4.61 persen), S&P 500 ditutup 2,978.76 (-4.42 persen).

Bursa saham AS ditutup menurun diperkirakan karena investor nampak jauh lebih panik dari beberapa waktu sebelumnya. Investor semakin waspada atas penyebaran virus COVID19 yang kemungkinan mulai masuk ke dalam AS seiring dengan meningkatnya kasus COVID19 yang makin meningkat di luar China.

Sementara itu bursa Asia dibuka melemah dengan tekanan yang cukup kuat. Indeks Nikkei menurun sebesar 3 persen pada awal perdagangan. Hal tersebut diprediksi akan mencetuskan jual panik (panic selling) pada bursa Asia lainya termasuk Indonesia dan investor lebih memilih instrumen safe haven seperti emas dan CHF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper