Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham Bank Masih Merah, Ini Komentar Analis

Tertahannya saham bank di zona merah, salah satunya disebabkan oleh aksi profit taking di masa bagi-bagi dividen.
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./ ANTARA - Aprillio Akbar
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./ ANTARA - Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham emiten perbankan masih bertahan di zona merah pada perdagangan Jumat (28/2/2020).

Penurunan ini sejalan dengan IHSG yang turun 4,22% menjadi ke level 5.302,77 pada perdagangan Jumat (28/2/2020) pukul 11.05 WIB. Penurunan paling dalam terjadi pada emiten perbankan, yaitu Bank Mandiri (BMRI) yang turun 7,48% menuju level ke 6.800.

Bank lainnya yang mengalami penurunan yang cukup besar, di antaranya Maybank (BNII) turun 7,14% menuju level 169, Bank Permata (BNLI) turun 5,11% ke level 1.115, Bank BNI (BBNI) turun 4,24 menuju level 6.775, dan Bank BCA (BBCA) turun 3,58% menuju level 30.350.

Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali beranggapan anjloknya harga saham BMRI dikarenakan investor taking profit setelah mendapat dividen yang dibagikan pada hari ini.

Penurunan harga saham BMRI, kata Frederik, karena masa ex-date setelah cum date atau pencatatan pemegang saham yang masuk hitungan pembagian dividen. pada 27 Februari 2020.

"Di samping itu, penurunan harga saham terjadi karena ditambah tekanan jual juga," katanya kepada Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Sementara bank lainnya, Frederik menilai sentimen global karena perlambatan ekonomi global maupun domestik sangat berpengaruh ke penurunan harga saham emiten bank.

Namun demikian, dalam jangka panjang, saham perbankan terutama yang berkapitalisasi besar menurutnya masih bisa menjadi pilihan karena pertumbuhan dari industri tentunya seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Saat mengalami penurunan saat ini, justru saham kapitalisasi besar dan yang rajin membagikan dividen cocok untuk menjadi sasaran investasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper