Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Turun, Saham London Sumatra (LSIP) Tetap Favorit

Penguatan saham London Sumatra didukung faktor teknikal maupun fundamental.

Bisnis.com, JAKARTA – Laju saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) diperkirakan bakal mengalami tren penguatan kendati kinerja perseroan tidak terlalu mengesankan pada tahun lalu. 

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan laju saham LSIP masih menunjukkan pola pelemahan. Namun, laju saham LSIP akan bergerak naik karena selama tahun berjalan, saham LSIP telah terkoreksi 32,87 persen. Pada perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2020), saham LSIP terkoreksi 3,48 persen ke level 970.

“Melihat candle dan indikator teknikal, kemungkinan LSIP akan mengalami rebound dalam waktu dekat dengan target harga Rp1.000 per saham—Rp1.030 per saham,” ujarnya kepada Bisnis pada Jumat (28/2/2020).

Untuk diketahui, sepanjang 2019, LSIP mencetak laba bersih sebanyak Rp253,9 miliar atau turun 23,41 persen secara tahunan. Perolehan laba bersih turun seiring dengan penurunan pendapatan sebesar 7,96 persen menjadi Rp3,69 triliun

Di lain pihak, Mirae Asset Sekuritas memprediksi harga saham LSIP bisa mencapai 1.600. Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan price earning ratio (PER) LSIP pada 2020 dapat mencapai 21,1 kali. 

Oleh sebab itu, dia mengubah rekomendasi dari tahan menjadi beli. Menurutnya, secara operasional produksi LSIP ditopang oleh tanaman berumur  7 tahun sebanyak 12 persen.

“Kami pikir itu dapat menjadi landasan yang kuat dan menguntungkan bagi LSIP dalam beberapa tahun ke depan,” tulisnya dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Jumat (12/2/2020).

Andy menilai, posisi gearing ratio LSIP akan tetap berada di level net cash sehingga akan menguntungkan anak usaha Grup Salim tersebut. Di samping itu, LSIP juga dinilai bisa bertahan di tengah situasi yang tidak menguntungkan seperti penurunan harga CPO.

Di sisi lain, pendapatan LSIP ditaksir bisa mencapai Rp4,1 triliun pada akhir 2020 dengan asumsi harga CPO bisa mencapai 2.500 ringgit per ton. Secara umum, 82,40 persen konsensus analis Bloomberg merekomendasikan beli LSIP dengan target harga mencapai Rp1.627.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper