Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi CPO Astra Agro Lestari (AALI) Turun 14 Persen di 2019

Produk minyak sawit mentah turun sejalan dengan penurunan panen tanden buah segar.
Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa memaparkan digitalisasi pada operasional perkebunan kelapa sawit milik perseroan di Bogor, Selasa Malam (18/2/2020)./Pandu Gumilar).
Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa memaparkan digitalisasi pada operasional perkebunan kelapa sawit milik perseroan di Bogor, Selasa Malam (18/2/2020)./Pandu Gumilar).

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mencatat penurunan produksi minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) sebesar 14,60 persen pada 2019. Produksi CPO susut karena penurunan produksi tandan buah segar (TBS).

Berdasarkan laporan perseroan yang dikutip Bisnis, Rabu (27/2/2020), produksi CPO Astra Agro Lestari tercatat 1,65 juta ton pada tahun lalu, lebih rendah dari produksi pada 2018 sebanyak 1,94 juta ton.

Penurunan produksi CPO sejalan dengan jumlah produksi TBS yang juga menyusut. Panen TBS pada tahun lalu mencapai 5,02 juta ton atau turun 12,8 persen secara tahunan.

Panen TBS di Sumatra turun 16,6 persen dari semula 2,14 juta ton menjadi 1,78 juta ton. Adapun penurunan TBS di Kalimantan dan Sulawesi tercatat lebih kecil, yaitu 8,9 persen dan 15,1 persen.

Produksi TBS d Kalimantan tercatat 2,45 juta ton sedangkan di Sulawesi tercatat 783.000 ton. Manajemen Astra Agro Lestari menyebut, penurunan kinerja operasional disebabkan oleh kemarau panjang pada tahun lalu.

Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan produksi pada 2020 tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. Pasalnya, kemarau panjang tahun lalu setidaknya akan berimplikasi terhadap produksi selama sembilan bulan.

Tahun ini, perseroan belum berencana menambah luas kebun baik melalui proses akuisisi atau penanaman lahan baru. Menurut Santosa, untuk opsi akuisisi perseroan membutuhkan lahan yang sudah bersertifikat minimal 5.000 hektare dan modal yang lumayan besar.

Di sisi lain, emiten bersandi saham AALI juga tidak akan memperluas lahan lewat penanaman baru. AALI lebih memilih opsi intensifikasi lewat penggunaan bibit baru yang menghasilkan produksi lebih besar.

“Kami tengah menunggu sertifikasi benih kelapa sawit yang telah kami kerjakan 10 tahun terakhir. Kemungkinan yield bisa naik sampai 30 persen selain itu kepa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper