Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Virus Corona di Korsel Bertambah, Rupiah Tersungkur Lagi

Nilai tukar rupiah kembali tersungkur dan melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/2/2020), di tengah pelemahan mata uang di Asia.
Gambar mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta pada uang kertas Indonesia 100.000 rupiah terlihat melalui kaca pembesar di Bangkok, Thailand, (15/09/2015). Blommberg/Brent Lewin
Gambar mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta pada uang kertas Indonesia 100.000 rupiah terlihat melalui kaca pembesar di Bangkok, Thailand, (15/09/2015). Blommberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali tersungkur dan melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/2/2020), di tengah pelemahan mata uang di Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah bergerak menyentuh level Rp13.905 per dolar AS dengan pelemahan 18 poin atau 0,13 persen pada pukul 08.20 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (25/2/2020), nilai tukar rupiah berakhir di level Rp13.887 per dolar AS dengan depresiasi 15 poin atau 0,11 persen, pelemahan hari keenam beruntun sejak perdagangan 18 Februari.

Sebelum melanjutkan pelemahannya, nilai tukar rupiah di pasar spot sempat sedikit rebound dengan dibuka terapresiasi tipis 2 poin atau 0,01 persen di level Rp13.885 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak fluktuatif di level 13.885 – 13.905.

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini. Kondisi global akibat virus corona yang terus tak tentu arah, mengurangi permintaan produk, investasi, hingga pariwisata dalam negeri.

“Kemungkinan rupiah masih akan melemah di range Rp13.835 per dolar AS hingga Rp13.935 per dolar AS," ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), penurunan devisa akibat penyebaran virus corona dari sisi investasi adalah US$0,4 miliar dan pariwisata mencapai US$1,3 miliar sehingga secara keseluruhan devisa dari ekspor pun diyakini turun.

Ibrahim menilai untuk mengantisipasi itu pemerintah dan Bank Indonesia harus memperkuat stabilitas ekonomi dengan cara melakukan strategi bauran kebijakan baik moneter maupun fiskal sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian dalam negeri.

Bank Indonesia pun telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen pada pekan lalu dan mengatakan, siap menggelontorkan stimulus lainnya.

Di sisi lain, pada perdagangan sebelumnya Bank Indonesia tampak kembali melakukan intervensi di pasar melalui perdagangan DNDF. Perdagangan tersebut sudah aktif bertransaksi dari pembukaan perdagangan dan kondisi global ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap rupiah.

"Namun, intervensi yang dilakukan oleh BI tidak bisa membawa rupiah menguat, tetapi tetap apa yang dilakukan oleh bank sentral tersebut sudah memberikan upaya maksimal untuk menahan laju pelemahan mata uang rupiah," jelas Ibrahim.

Mata uang lainnya di Asia ikut tertekan, dipimpin won Korea Selatan dan baht Thailand yang melemah 0,67 persen dan 0,3 persen masing-masing terhadap dolar AS pukul 08.40 WIB.

Korea Selatan melaporkan 3 kematian baru akibat infeksi virus corona (Covid-19), sehingga total korban jiwa di negara ini mencapai 11 orang hingga Rabu (26/2) pagi WIB, seperti dikutip dari www.worldometers.info.

Sementara itu, jumlah kasus terinfeksi yang dikonfirmasi hingga saat ini di Negeri Ginseng dikabarkan telah menembus 1.000 orang. Dengan ini, Korsel menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbesar di luar China.

Lonjakan kasus terinfeksi virus corona di bagian lain di Asia serta Timur Tengah dan Eropa tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan pandemi global yang berdampak pada stabilitas ekonomi global.

Seiring dengan pergerakan mata uang Asia pagi ini, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, tampak naik tipis 0,06 persen atau 0,059 poin ke level 99,027, setelah berakhir di level 98,968 dengan pelemahan 0,39 persen atau 0,391 poin pada Selasa (25/2/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper