Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berpotensi Dibuka Melemah, Uji Level Rp13.935

Kondisi global akibat virus corona yang terus tak tentu arah, mengurangi permintaan produk, investasi, hingga pariwisata dalam negeri mempengaruhi gerak rupiah hari ini, Rabu (26/2/2020)
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berpotensi dibuka melemah dan menguji level Rp13.935 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (26/2/2020), seiring dengan sentimen penyebaran virus corona atau Covid-19 diyakini akan menekan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan dari penutupan perdagangan sebelumnya Selasa (25/2/2020), yaitu di level Rp13.886 per dolar AS, melemah 0,11 persen atau terkoreksi 15 poin.

"Kemungkinan rupiah masih akan melemah di range Rp13.835 per dolar AS hingga Rp13.935 per dolar AS," ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (26/2/2020).

Ibrahim mengatakan bahwa kondisi global akibat virus corona yang terus tak tentu arah, mengurangi permintaan produk, investasi, hingga pariwisata dalam negeri.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), penurunan devisa akibat penyebaran virus corona dari sisi investasi adalah US$0,4 miliar dan pariwisata mencapai US$1,3 miliar sehingga secara keseluruhan devisa dari ekspor pun diyakini turun.

Ibrahim menilai untuk mengantisipasi itu pemerintah dan Bank Indonesia harus memperkuat stabilitas ekonomi dengan cara melakukan strategi bauran kebijakan baik moneter maupun fiskal sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian dalam negeri.

Bank Indonesia pun telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen pada pekan lalu dan mengatakan, siap menggelontorkan stimulus lainnya.

Di sisi lain, pada perdagangan sebelumnya Bank Indonesia tampak kembali melakukan intervensi di pasar melalui perdagangan DNDF. Perdagangan tersebut sudah aktif bertransaksi dari pembukaan perdagangan dan kondisi global ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap rupiah.

"Namun, intervensi yang dilakukan oleh BI tidak bisa membawa rupiah menguat, tetapi tetap apa yang dilakukan oleh bank sentral tersebut sudah memberikan upaya maksimal untuk menahan laju pelemahan mata uang rupiah," jelas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper