Bisnis.com, JAKARTA - PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) menyatakan kegiatan usaha perseroan masih berjalan normal, di tengah banyak kekhawatiran yang membayangi kinerja perseroan.
Sekretaris Perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Michael H. Hadylaya mengungkapkan, hingga saat ini kegiatan operasional di dalam perseroan masih berjalan seperti sedia kala. Dia menegaskan, pemegang saham tak perlu khawatir tentang keberlangsungan usaha produsen makanan ringan bermerek Taro tersebut.
“(Kegiatan operasional) Masih berjalan, (pemegang saham) memang banyak yang khawatir. Nah, kita sampaikan, kegiatan usaha masih berjalan normal seperti biasa,” ujar Michael kepada Bisnis setelah RUPS, Rabu (26/2/2020).
Michael mengungkap ,saat ini perseroan memang sedang dalam proses perbaikan kinerja sehingga dalam beberapa waktu ke depan kondisi perusahaan bisa kembali pulih.
Sebagaimana diketahui, dalam tiga tahun terakhir AISA seolah tak putus dirundung malang. Bermula dari isu beras oplosan (Juli 2017), gagal bayar utang (April 2018), polemik dengan manajemen (2018-2019), hingga potensi delisting (2020).
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan AISA, kerugian yang didera perseroan secara kumulatif mencapai Rp5,48 triliun pada 2017. AISA juga mencatat defisiensi modal sebesar Rp3,45 triliun. Total liabilitas mencapai 290 persen dari total aset
Michael mengatakan, perseroan siap menggelar private placement atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebagai pintu masuk investor baru. Pemegang saham sebetulnya sudah merestui rencana tersebut dalam RUPS pada 9 Agustus 2019 lalu. Namun, izin pelaksanaan private placement dari Otoritas Jasa Keuangan baru didapat pada Februari 2020
Menurut Michael, private placement diharapkan bisa dieksekusi sebelum kuartal I/2020 atau Maret 2020 berakhir. Penambahan modal lewat cara ini menjadi salah satu upaya manajemen untuk memulihkan kinerja perseroan.
Sebelumnya, manajemen AISA menyampaikan, AISA juga bakal mengembangkan produk baru yang inovatif dan mengembangkan strategi penjualan dengan distributor bonafid. Lebih lanjut, manajemen juga berusaha mengalokasikan biaya secara tepat guna dan melakukan optimalisasi sumber daya grup.
AISA juga berupaya melakukan penagihan piutang usaha dan non usaha serta mencari investor strategis untuk meningkatkan modal kerja grup. Hingga Juni 2019, AISA tercatat masih memiliki piutang usaha dari pihak ketiga sebanyak Rp394 miliar