Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Ancam Pemulihan Ekonomi, Bursa China & Hong Kong Anjlok

Bursa saham Hong Kong berakhir melemah pada akhir perdagangan Senin (24/2/2020) karena wabah virus corona terus menyebar dengan cepat di luar China, sekaligus mengancam perekonomian negara kota ini.
Hang Seng Index/Reuters
Hang Seng Index/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong berakhir melemah pada akhir perdagangan Senin (24/2/2020) karena wabah virus corona terus menyebar dengan cepat di luar China, sekaligus mengancam perekonomian.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Hang Seng ditutup melemah 1,79 persen atau 487,93 ke level 26.820,88 pada perdagangan hari ini.

Saham Tencent Holdings Ltd menjadi penekan utama pelemahan indeks Hang Seng setelah ditutup melemah 2,6 persen. Sementara itu, saham PetroChina Co. mencatat penurunan terbesar hingga minus 4,7 persen.

Sebanyak 47 dari 50 saham yang tercatat di indeks Hang Seng melemah, sedangkan 2 saham lainnya menguat dan satu saham lainnya stagnan.

Dilansir Bloomberg, kepala keuangan Hong Kong mengatakan banyak dari bisnis kota itu, yang sebelumnya sudah tertekan karena protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan, mungkin tidak akan selamat dari dampak ekonomi dari virus tersebut.

Analis manajemen dana di Everbright Sun Hung Kai Co, Kenny Wen mengatakan selain kabar mengenai kasus virus corona, berita kinerja emiten baru-baru ini juga turut menekan sentimen.

Pekan lalu, bank HSBC Holdings Plc dan Ping An Insurance Group Co of China Ltd tidak melaporkan hasil yang baik,"katanya, seperti dikutip Bloomberg.

"Pendapatan (emiten) membuat investor khawatir. Mereka sangat peduli dengan sentimen fundamental," lanjutnya.

Sementara itu di China, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,28 persen atau 3.031,23, sedangkan indeks CSI 300 ditutu anjlok 0,4 persen atau 16,65 poin ke level 4.132,84.

Pada saat yang sama, banyak perusahaan di China harus menunda rilis laporan 2019 karena virus corona. Indeks Hang Seng, yang didominasi oleh perusahaan daratan, telah kehilangan hampir 5% tahun ini, sekaligus menjadikannya salah satu yang berkinerja terburuk di antara indeks terbesar di dunia.

Ekonomi Hong Kong berada di bawah ancaman parah mengingat dampak dari virus corona, yang telah menutup sekolah, menekan pariwisata, dan mengosongkan pusat perbelanjaan. Jumlah kasus yang dikonfirmasi di kota ini telah meningkat menjadi 74 orang.

Kelemahan saham Hong Kong baru-baru ini kontras dengan kenaikan kuat pekan lalu untuk ekuitas daratan, di mana investor bertaruh stimulus yang dipimpin Beijing akan terus mendorong rebound.

Hang Seng berada di level terendah versus Indeks CSI 300 dalam tiga tahun. Dolar Hong Kong, yang sudah kehilangan kilauannya sebagai carry trade yang menguntungkan, diperdagangkan mendekati level terlemahnya dalam dua bulan pada hari Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper