Bisnis.com, JAKARTA – Bursa India turun tajam di tengah kekhawatiran bahwa gangguan pada rantai pasokan akibat wabah virus corona (Covid-19) dapat menekan laba perusahaan dan memperburuk prospek ekonomi.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham acuan di Negeri Hindustan, S&P BSE Sensex, melorot 1 persen ke level 40.749,17 pukul 09.32 pagi waktu Mumbai.
Adapun indeks NSE Nifty 50 merosot 1,1 persen pada perdagangan pagi ini, Senin (24/2/2020). Pada Jumat (21/2/2020), aktivitas perdagangan saham di India ditiadakan karena libur nasional.
Dalam risetnya, Prabhudas Lilladher Pvt mengatakan impor India dari China mencapai hampir 14 persen total pembelian dari luar negeri.
“Industri yang paling terekspos termasuk farmasi, mobil, barang tahan lama, pupuk, dan bahan kimia,” tulis Prabhudas Lilladher Pvt., seperti dilansir Bloomberg.
Sementara itu, perusahaan pemeringkat Crisil Ltd. memperkirakan perusahaan-perusahaan India akan "sangat" terdampak jika keterlambatan pasokan dan suku cadang berkepanjangan melampaui tiga bulan.
Baca Juga
”Sentimennya negatif karena investor khawatir tentang dampak virus corona pada pertumbuhan global,” ujar Anita Gandhi, konsultan investasi di Arihant Capital Markets yang berbasis di Mumbai.
“Akan memakan waktu untuk mengukur dampaknya pada kami [India], tetapi sebagian besar perusahaan India yang bergantung pada ekspor China bisa mengalami tekanan,” tambahnya.
Sebanyak 17 dari 19 sektor dalam indeks yang dihimpun oleh BSE Ltd. terkoreksi, dipimpin indeks perusahaan logam.
Saham Housing Development Finance Corp. Ltd. yang melemah 2,4 persen menjadi penekan terbesar terhadap penurunan Sensex, sedangkan saham Tata Steel Ltd. yang anjlok 3,5 persen mencatat penurunan terdalam.