Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Virus Corona di Luar China Makin Mengkhawatirkan, Bursa Asia Anjlok

Bursa saham  Asia melemah pada perdagangan hari ini, Senin (24/2/2020), menyusul lonjakan kasus virus corona di luar China yang mengguncang aset berisiko.
Tokyo Stock Exchange atau Bursa Saham Tokyo, Jepang./ Kiyoshi Ota - Bloomberg
Tokyo Stock Exchange atau Bursa Saham Tokyo, Jepang./ Kiyoshi Ota - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham  Asia melemah pada perdagangan hari ini, Senin (24/2/2020), menyusul lonjakan kasus virus corona di luar China yang mengguncang aset berisiko.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terpantau melemah 1,96 persen ke level 662,52 pada pukul 14.54 WIB. Sementara itu, indeks Kospi ditutup merosot 3,87 persen dengan saham Samsung Electronics anjlok hingga 4,05 persen.

Pada Minggu (23/2/2020), Presiden Moon Jae-in menyatakan pemerintah menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap virus corona ke level tertinggi seiring dengan lonjakan jumlah kasus secara tiba-tiba.

"Insiden Covid-19 menghadapi titik balik yang mematikan," ujar Moon usai melakukan rapat kabinet tentang virus tersebut, seperti dikutip ChannelNewsAsia.com.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup melemah masing-masing 0,4 persen dan 0,22 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 1,71 pada pukul 15.05 WIB. Sementara itu, bursa saham Jepang tidak membuka aktivitas perdagangan hari ini.

Dilansir Bloomberg, anjloknya harga saham hari ini mencerminkan kehati-hatian dari para pelaku pasar terhadap berita selama akhir pekan bahwa menteri keuangan dan bank sentral negara-negara anggota G-20 ekonomi terbesar dunia melihat risiko penurunan ekonomi global masih berlangsung.

Sentimen kembali tertekan setelah kasus yang dikonfirmasi di Korea Selatan melonjak menjadi 763, sedangkan Italia membatalkan beberapa acara publik setelah infeksi corona naik menjadi 140.

"Meskipun coronavirus mungkin melambat di China, namun penyebarannya semakit cepat di negara lain," kata Charles Gillams, direktur pelaksana RJMG Asset Management Ltd, seperti dikutip Bloomberg.

"Dampaknya pada bisnis di China sudah dalam. Jadi, apakah itu memiliki yang besar terhadap ekonomi, atau masalah yang lebih besar masih belum jelas, kita tidak tahu untuk sementara waktu ini," lanjutnya.

Sementara itu, investor juga akan menunggu langkah dukungan baru pemerintah China menjelang dimulainya kembali aktivitas sejumlah pekerja. Presiden Xi Jinping mengatakan pihak berwenang akan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial negara tersebut saat memerangi wabah virus Corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper