Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asia Memerah, IHSG Terkulai Lebih dari 1 Persen

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam lebih dari 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (24/2/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.
 Pengunjung beraktivitas di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung beraktivitas di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam lebih dari 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (24/2/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 5.812,17 dengan koreksi tajam 1,19 persen atau 70,09 poin pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (21/2/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.882,25 dengan pelemahan 1,01 persen atau 60,23 poin.

Indeks mulai melanjutkan pelemahannya pada Senin (24/2) dengan dibuka terkoreksi 0,61 persen atau 36,11 poin di posisi 5.846,15. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 5.806,76 – 5.863,12.

Seluruh 9 sektor menetap di wilayah negatif pada akhir sesi I, dipimpin industri dasar (-2,92 persen), aneka industri (-2,06 persen), dan pertanian (-1,52 persen).

Sebanyak 98 saham menguat, 270 saham melemah, dan 314 saham stagnan dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 1,06 persen dan 2,67 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir sesi I.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 merosot 1,33 persen atau 7,1 poin ke level 5325,66, indeks saham syariah Jakarta Islamic Index bahkan anjlok 1,90 persen atau 11,84 poin ke posisi 612,32 pada akhir sesi I.

Di pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau melemah tajam 128 poin atau 0,93 persen ke level Rp13.888 per dolar AS pukul 10.12 WIB, menuju pelemahan hari kelima beruntun sejak perdagangan 18 Februari.

Dilansir Bloomberg, rupiah memimpin pelemahan di antara mata uang emerging market di Asia hari ini setelah jumlah kasus infeksi virus corona (Covid-19) di luar China meningkat selama akhir pekan.

Hal tersebut menambah kekhawatiran dampak wabah virus mematikan itu terhadap ekonomi global. Indeks saham di kawasan ini pun melemah untuk hari ketiga, sementara sebagian besar obligasi naik.

Indeks Kospi Korea Selatan terjerembab 3,05 persen, indeks Hang Seng Hong Kong melorot 1,50 persen, sedangkan indeks Taiex Taiwan melemah 1,30 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing terkoreksi 0,34 persen dan 0,45 persen. Adapun indeks FTSE Malay KLCI dan SE Thailand masing-masing anjlok lebih dari 2 persen siang ini.  

Mengutip data www.worldometers.info, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 78.997 kasus hingga Senin (24/2/2020) pagi WIB, dengan total korban jiwa 2.470 orang di seluruh dunia.

Korea Selatan meningkatkan level siaga penyakit menular negara ke level tertinggi setelah peningkatan kasus hingga 20 kali lipat. Jumlah kasus di Korea Selatan saat ini mencapai 602 orang, meningkat 166 kasus dibandingkan hari sebelumnya.

Jumlah korban terinfeksi juga meningkat di Italia menjadi 157 kasus, dengan total korban meninggal mencapai 3 jiwa.

“Pasar menjadi semakin fokus pada risiko lebih banyak kerugian ekonomi yang lebih berkepanjangan dari perkiraan sebelumnya,” kata Mitul Kotecha, ahli strategi pasar negara berkembang senior di TD Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper