Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Berpotensi Menguat, Investor Disarankan Membeli

Kendati ada potensi penguatan, pasar obligasi juga rawan penurunan karena sentimen negatif belum usai.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam


Bisnis.com, JAKARTA - Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi pasar obligasi pada perdagangan Jumat (14/2/2020) bakal mengalami penguatan.

Laporan riset Pilarmas melansir, investor siarankan untuk membeli dalam volume kecil dengan memperhatika sentimen-sentimen yang berkembang di pasar.

Secara teknikal Analisa, pasar obligasi memang belum cukup kuat kembali untuk mengalami kenaikkan. Walhasil, harga obligasi sewaktu-waktu dapat berbalik arah mengalami penurunan.

Saat ini, imbal hasil obligasi tenor sepuluh tahun tengah berada di uji titik terendah dalam waktu dua tahun terakhir. Namun, penurunan yang terlalu cepat disebut akan berdampak negatif.

Pilarmas memprediksi, pasar obligasi pada pagi iniakan dibuka menguat secara terbatas dan sisi lain rawan penurunan. Jumlah data korban jiwa akibat wabah virus corona menjadi sentimen negatif.

"Kami merekomendasikan beli dengan volume kecil, namun investor perlu tetap hati hati mewaspadai pergerakan harga karena sewaktu waktu bisa mengalami penurunan," tulis Pilarmas dalam laporan yang dikutip Bisnis.com, Jumat (14/2/2020).

Selain itu, meskipun kepemilikan asing terhadap obligasi Indonesia mengalami penurunan, harga obligasi cenderung stabil dan tidak terlalu tertekan. Hal tersebut menandakan investor lokal mampu menjaga pasar obligasi dengan baik.

Beberapa sentimen yang akan mewarnai pergerakan pasar obligasi hari ini antara lain wabah virus corona. China melaporkan kasus virus corona telah melonjak 45 persen menjadi hampir 60.000 setelah pengecekan dilakukan dengan metode berbeda.Hal ini menimbulkan pertnayaan terkait skala yang sebenarnya dari efek virus corona.

Sementara itu, pada Kamis kemarin, Senat di Amerika Serikat mendukung undang undang untuk membatasi kemampuan Presiden Donald Trump untuk berperang melawan Iran. Mereka juga menegur Trump terkait serangan yang terjadi terhadap komandan militer Iran dan pembalasan Teheran bulan lalu yang menimbulkan kekhawatiran konflik regional lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper