Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Dibayangi Corona, Bursa Saham Asia Dibuka Bervariasi

Dilansir Bloomberg, Indeks Topix turun 0,3 persen di pembukaan bursa di Tokyo. Di Seoul, Indek Kospi naik 0,7 persen. Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,5 persen, meskipun China menghadapi momentum sulit setelah banyak saham diperdagangkan kemarin.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Asia dibuka bervariasi pada Selasa (4/2/2020) setelah AS mendulang keuntungan moderat karena investor dipengaruhi upaya untuk menahan virus corona, sementara minyak mempertahankan penurunan tajam.

Dilansir Bloomberg, Indeks Topix turun 0,3 persen di pembukaan bursa di Tokyo. Di Seoul, Indek Kospi naik 0,7 persen. Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,5 persen, meskipun China menghadapi momentum sulit setelah banyak saham diperdagangkan kemarin.

Sedangkan Indeks S & P / ASX 200 Australia cenderung datar tetapi sedikit berubah. Index Futures di AS sedikit berubah setelah S&P 500 ditutup lebih tinggi kemarin.

Ketika epidemi terus menyebar, China menambahkan stimulus dalam upaya menopang ekonominya. Yuan offshore tetap lebih lemah dari 7 poin per dolar. Namun, investor tetap gelisah karena pejabat China akan mempertimbangkan penurunan target pertumbuhan untuk 2020.

Pihak berwenang di Beijing juga berharap AS akan menyetujui beberapa fleksibilitas dalam kesepakatan perdagangan fase satu karena dampak dari penyebaran virus. Update terbaru, China mengatakan total korban tewas akibat virus itu mencapai 425 sedangkan 20.000 lebih lainnya dinyatakan terinfeksi.

"Kami merasa dunia bergerak di bawah kaki kami karena kemungkinan penahanan. Melihat statistik setiap hari tampaknya tugas yang agak bodoh," kata Richard Lacaille, kepala investasi di State Street Global Advisors.

Sementara itu, para trader juga akan menyaksikan hasil Kaukus Iowa, saat pemilihan presiden Demokrat 2020 dimulai. Di tempat lain, tembaga turun berturut-turut selama 14 hari. Minyak mempertahankan sebagian besar penurunan hampir 3% pada Senin terkait prospek permintaan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper