Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa China Seret Saham Asia Melemah Lebih Lanjut

Bursa saham China terjerembab dan menyeret bursa Asia melemah lebih lanjut pada perdagangan hari ini, Senin (3/2/2020), di tengah memburuknya wabah virus corona (coronavirus).
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China terjerembab dan menyeret bursa Asia melemah lebih lanjut pada perdagangan hari ini, Senin (3/2/2020), di tengah memburuknya wabah virus corona (coronavirus).

Di sisi lain, langkah-langkah dukungan dari pemerintah China membantu membendung penurunan di pasar saham wilayah lain. Kontrak berjangka AS naik dan kontrak berjangka di Eropa bergerak ke posisi lebih tinggi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,8 persen pukul 7 pagi waktu London (pukul 15.00 WIB).

Pada saat yang sama, indeks Shanghai Composite China meluncur 7,7 persen, indeks Topix Jepang ditutup melorot 0,7 persen, dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun tajam 1,3 persen.

Adapun indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,2 persen, Kospi Korea Selatan fluktuatif, dan indeks futures Euro Stoxx 50 naik tipis 0,1 persen. Di Amerika Serikat, indeks futures bertambah setelah indeks saham acuannya merosot 1,8 persen pada perdagangan Jumat (31/1/2020).

Jumlah total pasien terinfeksi wabah virus corona telah melewati angka 17.000 secara nasional sementara sedikitnya 360 orang meninggal di China hingga Senin (3/2/2020), menurut Komisi Kesehatan Nasional China.

Investor menghadapi lebih banyak gejolak setelah pasar ekuitas global pekan lalu membukukan pekan terburuknya sejak Agustus di tengah kekhawatiran atas goyahnya pertumbuhan akibat penyebaran virus tersebut.

Pada Senin (3/2), People’s Bank of China (PBOC) atau Bank Rakyat China menginjeksi uang tunai ke dalam sistem keuangannya. Ini merupakan bagian dari serangkaian langkah untuk menopang pasar keuangan Negeri Tirai Bambu.

PBOC menginjeksi dana 900 miliar yuan atau US$129 miliar dengan seven-day reverse repurchase agreements sebesar 2,4 persen, juga suntikan 300 miliar yuan atau US$45 miliar dengan 14-day contracts sebesar 2,55 persen.

Hal tersebut merupakan upaya PBOC memastikan kecukupan likuiditas ketika bursa saham jatuh begitu dibuka pertama kali hari ini setelah libur Imlek. Injeksi dana segar itu memotong beban biaya pinjaman sebesar 10 basis poin.

Pihak otoritas telah berjanji untuk menyediakan likuiditas berlimpah dan mendesak investor untuk mengevaluasi dampak virus corona secara objektif.

Namun menurut Andrew Harmstone, manajer portofolio di Morgan Stanley Investment Management, saat ini belum waktunya untuk kembali masuk ke dalam pasar dan melakukan pembelian.

“Kita harus melihat lebih banyak puncak dari aksi jual ataupun resolusi atas penyebaran virus,” tambahnya, kepada Bloomberg TV di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper