Bisnis.com, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. tengah mematangkan rencana divestasi anak usaha sebagai bagian dari restrukturisasi utang perseroan. Emiten bersandi saham KRAS itu sedikitnya bakal melepas kepemilikan saham di PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan perseroan akan terlebih dahulu membebani aspek internal, yaitu fokus pada penyelesaian transformasi, efisiensi, dan optimalisasi pasar. Dia memperkirakan, rencana divestasi anak usaha baru akan direalisasikan pada kuartal II/2020.
“Rencana divestasi adalah keniscayaan dan kami sedang finalisasi. Kuartal I/2020 kami akan fokus mempersiapkan itu. Pada kuartal II/2020 akan ada langkah nyata kaitan divestasi yang direncanakan,” jelas Silmy kepada Bisnis.com, Senin (3/2/2020).
Dia menambahkan, divestasi usaha merupakan bagian dari perseroan komitmen dalam restrukturisasi utang senilai US$2,2 miliar. Setelah mendapat persetujuan kreditor untuk restrukturisasi utang, Krakatau Steel membutuhkan dana segar untuk membayar utang kepada kreditor.
Dalam catatan Bisnis, sejauh ini sudah ada badan usaha milik negara yang berminat mengambil alih saham anak usaha Krakatau Steel. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation menyatakan masih menunggu valuasi KBS dan masih melakukan negosiasi terkait proporsi saham yang akan diambil.
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, yang kepincut mengakuisisi saham PT Krakatau Tirta Industri juga masih menempuh negosiasi dengan Krakatau Steel. Direktur Keuangan PT PP, Agus Purbianto mengatakan persoalan proporsi saham yang akan dijual masih menjadi pembahasan alot.
Baca Juga
“Belum ada perkembangan, masih seperti sebelum-sebelumnya. Kalau untuk valuasi ada KJPP [Kantor Jasa Penilai Publik] yang akan menilai. Kendala lebih ke keinginan PP yang majority,” ujar Agus kepada Bisnis.com, Senin (3/2/2020).
Dalam catatan Bisnis.com, PT PP setidaknya menyiapkan dana sebesar Rp800 miliar untuk modal akuisisi saham KTI. Akuisisi saham KTI sejalan dengan strategi PT PP untuk mengembangkan bisnis air bersih. Hingga saat ini, PT PP melalui anak usaha PT PP Infrastruktur sedikitnya telah menggenggam konsesi penyediaan air bersih di Gresik, Bali, Tangerang, dan Pekanbaru.
Dihubungi terpisah, Kepala Riset Praus Kapital Alfred Nainggolan menjelaskan restrukturisasi Krakatau Steel bisa mengurangi tekanan beban bunga dan perpanjangan periode utang. Namun, hal ini dinilai belum benar-benar menyelesaikan persoalan fundamental KRAS.
“Karena melihat kondisi saat ini dimana baja impor masih konsisten dan KRAS juga belum bisa menghasilkan produk yang bisa bersaing dengan produk baja impor, maka permasalahan utama tersebut belum terjawab dengan restrukturisasi,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (3/2/2020).